OKI Bakal Gelar Pertemuan Bahas Yerusalem
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menuturkan, Organiasi Kerjasama Islam (OKI) mungkin akan melakukan pertemuan mengenai Yerusalem. Meski begitu, jadi atau tidaknya pertemuan itu bergantung pada pernyataan yang akan dilontarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, beberapa saat lagi.
Ditemui saat meninjau persiapan pelaksaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Retno menuturkann dia sudah melakukan komunikasi dengan para Menteri Luar Negeri anggota OKI dan juga sudah melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Palestina mengenai hal ini.
"Informasi kita terima menurut rencana pengumuman akan diberikan pada pukul 1 siang waktu Washington. Hari ini secara terus menerus saya melakukan komunikasi dengan beberapa Menlu OKI. Sekarang ini masih terus diatur kemungkinan saya berkomunikasi kembali dengan pihak AS, dan yang terakhir sebelum saya masuk gedung ini saya berkomunikasi dengan Menlu Palestina," ucap Retno.
"Jadi kita terus berkomunikasi mengenai isu ini, Yerusalem, dan saat berkomunikssi dengan Menlu dari negara muslim dalam hal ini OKI, kita juga membahas mengenai kemungkinan akan adanya sesi khusus dari OKI. Kita sedang bahas apakah dalam bentuk pertemuan Menlu atau KTT," sambungnya pada Rabu (6/12/2017).
Mengenai kemungkinan waktu penyelenggara pertemuan tersebut, Retno menyatakan sesegera mungkin.
"Tentu saja tidak akan lama karena ini untuk merespons sesuatu yang secara emergency perlu dilakukan. Intinya OKI akan menggelar sesi khusus untuk merespons situasi ini," imbuhnya.
Sebelumnya, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS menuturkan, Trump telah memerintahkan Kemlu AS untuk mempersiapkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pejabat Kemlu AS yang berbicara dalam kondisi anonim itu menuturkan, Trump telah menetapkan bahwa dia akan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, yang ditandai dengan pemindahan kedubes ke kota itu. Namun, pejabat itu menuturkan, proses pemindahan itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dia kemudian mengatakan, Trump tetap akan menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pemindahan kedubes AS ke Yerusalem. Trump, lanjut pejabat itu akan terus menandatangani dokumen penundaan ini, sampai persiapan pemindahan kedubes rampung.
Ditemui saat meninjau persiapan pelaksaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-10 di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Retno menuturkann dia sudah melakukan komunikasi dengan para Menteri Luar Negeri anggota OKI dan juga sudah melakukan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Palestina mengenai hal ini.
"Informasi kita terima menurut rencana pengumuman akan diberikan pada pukul 1 siang waktu Washington. Hari ini secara terus menerus saya melakukan komunikasi dengan beberapa Menlu OKI. Sekarang ini masih terus diatur kemungkinan saya berkomunikasi kembali dengan pihak AS, dan yang terakhir sebelum saya masuk gedung ini saya berkomunikasi dengan Menlu Palestina," ucap Retno.
"Jadi kita terus berkomunikasi mengenai isu ini, Yerusalem, dan saat berkomunikssi dengan Menlu dari negara muslim dalam hal ini OKI, kita juga membahas mengenai kemungkinan akan adanya sesi khusus dari OKI. Kita sedang bahas apakah dalam bentuk pertemuan Menlu atau KTT," sambungnya pada Rabu (6/12/2017).
Mengenai kemungkinan waktu penyelenggara pertemuan tersebut, Retno menyatakan sesegera mungkin.
"Tentu saja tidak akan lama karena ini untuk merespons sesuatu yang secara emergency perlu dilakukan. Intinya OKI akan menggelar sesi khusus untuk merespons situasi ini," imbuhnya.
Sebelumnya, seorang pejabat Kementerian Luar Negeri AS menuturkan, Trump telah memerintahkan Kemlu AS untuk mempersiapkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS di Israel, dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Pejabat Kemlu AS yang berbicara dalam kondisi anonim itu menuturkan, Trump telah menetapkan bahwa dia akan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel, yang ditandai dengan pemindahan kedubes ke kota itu. Namun, pejabat itu menuturkan, proses pemindahan itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dia kemudian mengatakan, Trump tetap akan menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pemindahan kedubes AS ke Yerusalem. Trump, lanjut pejabat itu akan terus menandatangani dokumen penundaan ini, sampai persiapan pemindahan kedubes rampung.
(ian)