UEA Deportasi Calon Presiden Mesir
A
A
A
ABU DHABI - Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah mendeportasi mantan Perdana Menteri, dan calon Presiden Mesir Ahmed Shafiq. Pria yang sudah tinggal di UEA sejak 2012 itu dideportasi tidak lama setengah mengumumkan akan maju dalam pilpres Mesir.
Shafiq, menurut keterangan dua orang asistenya, telah meninggalkan Kairo, kemarin. Dia tiba di Kairo semalam dan langsung bertolak menuju lokasi yang tidak diketahui.
Keterangan dua orang asisten Shafiq ini dibenarkan oleh pejabat bandara Kairo. "Shafiq mendarat di bandara Kairo pada Sabtu malam dan dengan cepat pergi ke tempat tujuan yang tidak diketahui," kata pejabat itu, seperti dilansir News24 pada Minggu (3/12).
Sementara itu, kerabat Shafiq di Kairo menuturkan mereka telah kehilangan kontak sejak Shafiq menjejakan kaki di Kairo. "Kami tidak tahu di mana dia berada, dia belum pernah menelepon siapa pun, bahkan pengacaranya," ucap seorang kerabatnya yang berbiara dalam kondisi anonim dengan alasan keamanan.
Deportasi itu sendiri dilakukan beberapa hari setelah Shafiq mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan tahun depan, dan kemudian mengatakan bahwa dia dicegah meninggalkan negara tersebut. Pernyataanya ini membuat marah pemerintah UEA.
Shafiq, mantan jenderal Angkatan Darat yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Hosni Mubarak, telah kalah dalam pemilihan presiden oleh Mohamed Morsi pada tahun 2012, setahun setelah penggulingan Mubarak.
Dia diadili setelah pemilihan atas tuduhan korupsi, dan kemudian dibebaskan. Salah satu pengacara Shafiq mengatakan tahun lalu bahwa dia telah bebas untuk kembali ke Mesir.
Shafiq, menurut keterangan dua orang asistenya, telah meninggalkan Kairo, kemarin. Dia tiba di Kairo semalam dan langsung bertolak menuju lokasi yang tidak diketahui.
Keterangan dua orang asisten Shafiq ini dibenarkan oleh pejabat bandara Kairo. "Shafiq mendarat di bandara Kairo pada Sabtu malam dan dengan cepat pergi ke tempat tujuan yang tidak diketahui," kata pejabat itu, seperti dilansir News24 pada Minggu (3/12).
Sementara itu, kerabat Shafiq di Kairo menuturkan mereka telah kehilangan kontak sejak Shafiq menjejakan kaki di Kairo. "Kami tidak tahu di mana dia berada, dia belum pernah menelepon siapa pun, bahkan pengacaranya," ucap seorang kerabatnya yang berbiara dalam kondisi anonim dengan alasan keamanan.
Deportasi itu sendiri dilakukan beberapa hari setelah Shafiq mengumumkan pencalonannya dalam pemilihan tahun depan, dan kemudian mengatakan bahwa dia dicegah meninggalkan negara tersebut. Pernyataanya ini membuat marah pemerintah UEA.
Shafiq, mantan jenderal Angkatan Darat yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Hosni Mubarak, telah kalah dalam pemilihan presiden oleh Mohamed Morsi pada tahun 2012, setahun setelah penggulingan Mubarak.
Dia diadili setelah pemilihan atas tuduhan korupsi, dan kemudian dibebaskan. Salah satu pengacara Shafiq mengatakan tahun lalu bahwa dia telah bebas untuk kembali ke Mesir.
(esn)