Media Korut Sebut Latihan Perang AS-Korsel Provokasi Perang
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengecam Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) sebagai penghasut perang terkait latihan perang gabungan dua negara sekutu itu. Rezim Pyongyang menyatakan bahwa hal itu dapat memicu perang nuklir.
Komentar ini disampaikan setelah Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih H.R McMaster memperingatkan potensi "meningkatnya" perang dengan Korut yang miskin namun memiliki senjata nuklir.
Baca Juga: Penasihat Keamanan Trump: Potensi Perang dengan Korut Meningkat Tiap Hari
Latihan perang Vigilant Ace yang digelar selama lima hari akan dimulai pada Senin esok. Latihan yang melibatkan sekitar 230 pesawat termasuk pesawat tempur siluman F-22 Raptor ini dilakukan lima hari setelah Korut meluncurkan rudal balistik antarbenua yang diyakini mampu mencapai AS.
Baca Juga: 6 Jet Tempur Siluman F-22 AS Tiba di Korsel untuk Latihan Perang
"Ini adalah provokasi terbuka dan skala penuh terhadap DPRK, yang dapat menyebabkan perang nuklir kapanpun," bunyi tulisan dalam editorial koran Rodong Sinmun, menggunakan nama resmi Korut.
"AS dan boneka penghasut perangnya Korea Selatan harus diingatkan bahwa latihan militer yang menargetkan tentara Korea Utara akan sama bodohnya dengan tindakan yang memicu penghancuran diri mereka sendiri," demikian tulis Rodong Sinmun seperti dikutip dari Channel News Asia Minggu (3/12/2017).
Komentar tersebut dipublikasikan sehari setelah kementerian luar negeri Pyongyang menuduh pemerintah Trump "mengemis untuk perang nuklir" dengan mengadakan apa yang disebut latihan udara sembrono.
Baca Juga: Korut Sebut Trump Setan Nuklir yang Mengemis untuk Perang
Kebuntuan terkait krisis nuklir Korut selama berbulan-bulan antara Kim Jong-un dan Donald Trump telah memicu kekhawatiran akan konflik lain, setelah Perang Korea 1950-1953 meninggalkan sebagian besar semenanjung Korea dalam kehancuran.
Tetapi bahkan beberapa penasihat Trump mengatakan pilihan militer AS terbatas saat Pyongyang bisa meluncurkan serangan artileri di ibukota Korea Selatan, Seoul. Seoul hanya berjarak sekitar 50 kilometer dari perbatasan dan menampung 10 juta orang.
Komentar ini disampaikan setelah Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih H.R McMaster memperingatkan potensi "meningkatnya" perang dengan Korut yang miskin namun memiliki senjata nuklir.
Baca Juga: Penasihat Keamanan Trump: Potensi Perang dengan Korut Meningkat Tiap Hari
Latihan perang Vigilant Ace yang digelar selama lima hari akan dimulai pada Senin esok. Latihan yang melibatkan sekitar 230 pesawat termasuk pesawat tempur siluman F-22 Raptor ini dilakukan lima hari setelah Korut meluncurkan rudal balistik antarbenua yang diyakini mampu mencapai AS.
Baca Juga: 6 Jet Tempur Siluman F-22 AS Tiba di Korsel untuk Latihan Perang
"Ini adalah provokasi terbuka dan skala penuh terhadap DPRK, yang dapat menyebabkan perang nuklir kapanpun," bunyi tulisan dalam editorial koran Rodong Sinmun, menggunakan nama resmi Korut.
"AS dan boneka penghasut perangnya Korea Selatan harus diingatkan bahwa latihan militer yang menargetkan tentara Korea Utara akan sama bodohnya dengan tindakan yang memicu penghancuran diri mereka sendiri," demikian tulis Rodong Sinmun seperti dikutip dari Channel News Asia Minggu (3/12/2017).
Komentar tersebut dipublikasikan sehari setelah kementerian luar negeri Pyongyang menuduh pemerintah Trump "mengemis untuk perang nuklir" dengan mengadakan apa yang disebut latihan udara sembrono.
Baca Juga: Korut Sebut Trump Setan Nuklir yang Mengemis untuk Perang
Kebuntuan terkait krisis nuklir Korut selama berbulan-bulan antara Kim Jong-un dan Donald Trump telah memicu kekhawatiran akan konflik lain, setelah Perang Korea 1950-1953 meninggalkan sebagian besar semenanjung Korea dalam kehancuran.
Tetapi bahkan beberapa penasihat Trump mengatakan pilihan militer AS terbatas saat Pyongyang bisa meluncurkan serangan artileri di ibukota Korea Selatan, Seoul. Seoul hanya berjarak sekitar 50 kilometer dari perbatasan dan menampung 10 juta orang.
(ian)