Korut Deklarasi Sebagai Negara Kekuatan Nuklir

Kamis, 30 November 2017 - 09:15 WIB
Korut Deklarasi Sebagai Negara Kekuatan Nuklir
Korut Deklarasi Sebagai Negara Kekuatan Nuklir
A A A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mendeklarasikan diri sebagai negara berkekuatan nuklir setelah berhasil menguji rudal balistik antarbenua (ICBM) jenis baru, kemarin.

Pyongyang mengklaim seluruh wilayah Amerika Serikat (AS) saat ini berada dalam jangkauan senjata nuklirnya. Rudal yang baru diluncurkan itu mencapai ketinggian 4.475 km atau lebih dari 10 kali lipat ketinggian Stasiun Antariksa Internasional (ISS). Rudal itu juga terbang sejauh 950 km selama 53 menit.

“Setelah menyaksikan kesuksesan peluncuran ICBM jenis baru, Hwasong-15, Pemimpin Korut Kim Jong-un mendeklarasikan dengan bangga bahwa sekarang kita akhirnya mewujudkan tonggak sejarah besar menjadi negara kekuatan nuklir yang mampu membangun kekuatan roket,” ungkap pernyataan yang dibacakan presenter televisi Korut dikutip kantor berita Reuters .

Korut menyebut negara mereka sebagai kekuatan nuklir yang bertanggung jawab. “Persenjataan strategis ini dikembangkan untuk membela diri dari kebijakan nuklir dan ancaman nuklir imperialis AS,” kata pernyataan televisi Korut tersebut.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menggelar pertemuan kemarin untuk membahas peluncuran rudal tersebut. Banyak pakar nuklir menyebut Korut belum membuktikan telah menguasai semua kendala teknis, termasuk kemampuan memasang hulu ledak nuklir di ujung ICBM. Meski demikian, kemampuan itu tampaknya segera dimiliki Pyongyang.

“Kita tidak harus menyukai ini, tapi kita harus belajar hidup dengan kemampuan Korut menarget AS dengan senjata nuklir,” ujar Jeffrey Lewis, Kepala Program Nonproliferasi Asia Timur di Middlebury Institute of Strategic Studies.

AS, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel) menyatakan rudal yang mendarat di wilayah zona ekonomi eksklusif (ZEE) Jepang itu ICBM. “Tes itu tidak menjadi ancaman bagi wilayah AS atau aliansinya,” ungkap pernyataan Pentagon.

“Rudal itu lebih tinggi, sejujurnya, dibandingkan yang sebelumnya. Mereka telah melakukan riset dan pengembangan untuk terus membangun rudal balistik yang bidsa mengancam tempat mana pun di dunia pada dasarnya,” ungkap Menteri Pertahanan AS Jim Mattis di Gedung Putih, kemarin.

Presiden AS Donald Trump telah berbicara melalui telepon dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dan Presiden Korsel Moon Jae-in. Semuanya menegaskan kembali komitmen memerangi ancaman Korut.

“Ini situasi yang akan kami atasi,” ungkap Trump. Trump mendapat informasi tentang rudal itu saat dalam penerbangan.

Dia menegaskan, Pemerintah AS tidak mengubah pendekatan terhadap Korut, termasuk sanksi baru untuk membatasi perdagangan antara China dan Korut. Washington telah berulang kali menyatakan, semua opsi dipertimbangkan termasuk langkah militer terhadap Korut. Meski demikian, solusi damai tetap diutamakan.

“Opsi diplomatik masih mungkin dan terbuka, untuk sekarang,” kata Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson.

“Dari pada memperkuat sanksi PBB yang sudah ada, komunitas internasional harus mengambil langkah tambahan memperkuat keamanan maritim, termasuk hak untuk membatasi lalu lintas maritim ke Korut,” kata Tillerson.

Abe dan Moon dalam pembicaraan telepon terpisah menyatakan mereka tidak akan lagi menoleransi ancaman Korut. Kedua negara juga akan memperketat sanksi terhadap Pyongyang. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam keras peluncuran rudal itu.

“Ini jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan dan menunjukkan pengabaian terhadap pendapat komunitas internasional,” katanya.

China sebagai satu-satunya aliansi utama Korut menyatakan keprihatinannya atas tes rudal tersebut. Beijing mendorong semua pihak bertindak hati-hati.

Di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mendorong semua pihak tetap tenang. Menurut Peskov, sangat penting menghindari skenario terburukdiSemenanjungKorea. Hwasong-15 memiliki arti planet Mars dalam bahasa Korea.

“Rudal baru itu merupakan versi ICBM yang lebih canggih dibandingkan yang diluncurkan pada Juli lalu. Rudal itu didesain untuk membawa hulu ledak berat super besar,” papar pernyataan Korut.

“Berdasarkan lintasan dan jarak, rudal itu dapat menjangkau jarak lebih dari 13.000 km, lebih dari cukup untuk mencapai Washington DC dan semua wilayah AS,” kata keterangan Union of Concerned Scientists yang berbasis di AS. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6883 seconds (0.1#10.140)