Thailand Tahan Buronan Wanita Bom Bangkok
A
A
A
BANGKOK - Polisi Thailand pada Rabu (22/11/2017) menangkap seorang wanita yang telah lama dicari sehubungan dengan pemboman tahun 2015 lalu di Bangkok. Peristiwa itu menewaskan 20 orang, 14 diantaranya adalah wisatawan asing.
"Wanita Thailand yang diduga bernama Wanna Suansan (29) ditangkap di bandara Bangkok," kata wakil kepala polisi nasional Srivara Ransibrahmanakul. Dia menolak mengatakan dari mana asalnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/11/2017).
Pihak kepolisian mengatakan ia menghadapi berbagai tuduhan termasuk pembunuhan berencana dan kepemilikan senjata api dan senjata. Dia adalah satu dari 17 orang yang dicari sehubungan dengan pemboman tersebut.
"Setelah diperiksa polisi akan mengirimnya ke jaksa," kata Srivara kepada wartawan di markas besar polisi nasional Bangkok.
Dua pria Muslim Uighur dari China dituduh melakukan serangan bom dan diadili di Thailand. Namun mereka membantah semua tuduhan tersebut.
Penyidik mengatakan pada tahun 2015 Wanna menyewakan kamar di Bangkok kepada salah satu dari pelaku. Ia kemudian melarikan diri dari negara itu sesaat setelah serangan tersebut terjadi.
Polisi mengesampingkan "terorisme", dengan mengatakan bahwa pemboman tersebut didorong oleh tindakan keras terhadap jaringan penyelundupan manusia.
Namun banyak analis dan diplomat mengatakan kemungkinan tindakan balas dendam setelah Thailand mendeportasi lebih dari 100 orang Uighur pada bulan Juli di tahun yang sama ke China.
Seorang kerabat Wanna mengatakan kepada wartawan di markas besar kepolisian nasional bahwa Wanna ingin kembali ke Thailand untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah.
Bom yang meledak di kuil Erawan, kuil yang populer di Bangkok dengan wisatawan asal China dan negara lain Asia menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya kekerasan diu wilayah Xinjiang di China barat, di mana beberapa anggota minoritas Muslim Uighur menentang pemerintahan Beijing.
Hingga saat ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan lima orang dari China daratan dan dua dari Hong Kong serta melukai lebih dari 120 orang itu.
"Wanita Thailand yang diduga bernama Wanna Suansan (29) ditangkap di bandara Bangkok," kata wakil kepala polisi nasional Srivara Ransibrahmanakul. Dia menolak mengatakan dari mana asalnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (23/11/2017).
Pihak kepolisian mengatakan ia menghadapi berbagai tuduhan termasuk pembunuhan berencana dan kepemilikan senjata api dan senjata. Dia adalah satu dari 17 orang yang dicari sehubungan dengan pemboman tersebut.
"Setelah diperiksa polisi akan mengirimnya ke jaksa," kata Srivara kepada wartawan di markas besar polisi nasional Bangkok.
Dua pria Muslim Uighur dari China dituduh melakukan serangan bom dan diadili di Thailand. Namun mereka membantah semua tuduhan tersebut.
Penyidik mengatakan pada tahun 2015 Wanna menyewakan kamar di Bangkok kepada salah satu dari pelaku. Ia kemudian melarikan diri dari negara itu sesaat setelah serangan tersebut terjadi.
Polisi mengesampingkan "terorisme", dengan mengatakan bahwa pemboman tersebut didorong oleh tindakan keras terhadap jaringan penyelundupan manusia.
Namun banyak analis dan diplomat mengatakan kemungkinan tindakan balas dendam setelah Thailand mendeportasi lebih dari 100 orang Uighur pada bulan Juli di tahun yang sama ke China.
Seorang kerabat Wanna mengatakan kepada wartawan di markas besar kepolisian nasional bahwa Wanna ingin kembali ke Thailand untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah.
Bom yang meledak di kuil Erawan, kuil yang populer di Bangkok dengan wisatawan asal China dan negara lain Asia menimbulkan kekhawatiran akan meluasnya kekerasan diu wilayah Xinjiang di China barat, di mana beberapa anggota minoritas Muslim Uighur menentang pemerintahan Beijing.
Hingga saat ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang menewaskan lima orang dari China daratan dan dua dari Hong Kong serta melukai lebih dari 120 orang itu.
(ian)