Veto ke-10 Rusia Gagalkan Penyelidikan Serangan Senjata Kimia Suriah
A
A
A
NEW YORK - Rusia kembali menggunakan hak vetonya untuk menghalangi resolusi Amerika Serikat (AS) memperbarui penyelidikan internasional terkait dalang serangan senjata kimia di Suriah. Ini adalah veto ke-10 yang dikeluarkan Rusia terhadap tindakan yang akan diambil DK PBB di Suriah sejak perang saudara pecah pada 2011 lalu.
Mandat penyelidikan bersama PBB dan Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), yang disebut Joint Investigative Mechanism (JIM), akan berakhir Jumat (17/11/2017) ini. Dibutuhkan sebuah resolusi baru untuk memperpanjang mandat tersebut yang didukung 9 suara dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Rusia, Inggris atau China untuk diadopsi.
Resolusi rancangan AS menerima 11 suara yang mendukung, sementara Rusia dan Bolivia menentangnya, sedangkan China dan Mesir abstain.
Pemungutan suara tersebut memicu perang kata-kata antara Rusia dan AS. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley memperingatkan setelah pemilihan: "Kami akan melakukannya lagi jika kita harus melakukannya."
Sedangkan Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan rancangan resolusi AS tidak seimbang.
"Kami membutuhkan mekanisme profesional yang kuat yang akan membantu mencegah berkembangnya ancaman terorisme kimia di wilayah ini dan Anda memerlukan struktur mirip boneka untuk memanipulasi opini publik," kata Nebenzia seperti disitir dari Reuters.
Rusia sendiri telah mengajukan resolusi tandingan, namun dimentahkan dewan karena tidak mendapatkan dukungan. Nebenzia mengatakan bahwa dia sangat kecewa dan mereka yang memilih menentang rancangan Rusia menanggung beban tanggung jawab penuh atas penghentian operasi JIM.
Setelah pertemuan tersebut berakhir, Jepang mengeluarkan sebuah rancangan resolusi untuk menggulirkan mandat untuk penyelidikan selama satu bulan, kata beberapa diplomat. Tidak segera jelas kapan dewan tersebut dapat memilih.
Sebelumnya hasil penyelidikan JIM menemukan bahwa pemerintah Suriah menggunakan gas sarin dalam serangan 4 April di Khan Sheikhoun. Serangan gas ini menewaskan puluhan orang dan menyebabkan sejumlah orang lainya mengalami gangguan pernapasan.
Serangan gas ini memicu serangan rudal patriot AS terhadap sebuah pangkalan udara yang dianggap menjadi lokasi lepas landasnya pesawat-pesawat yang melakukan serangan gas sarin.
Mandat penyelidikan bersama PBB dan Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW), yang disebut Joint Investigative Mechanism (JIM), akan berakhir Jumat (17/11/2017) ini. Dibutuhkan sebuah resolusi baru untuk memperpanjang mandat tersebut yang didukung 9 suara dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Rusia, Inggris atau China untuk diadopsi.
Resolusi rancangan AS menerima 11 suara yang mendukung, sementara Rusia dan Bolivia menentangnya, sedangkan China dan Mesir abstain.
Pemungutan suara tersebut memicu perang kata-kata antara Rusia dan AS. Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley memperingatkan setelah pemilihan: "Kami akan melakukannya lagi jika kita harus melakukannya."
Sedangkan Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan rancangan resolusi AS tidak seimbang.
"Kami membutuhkan mekanisme profesional yang kuat yang akan membantu mencegah berkembangnya ancaman terorisme kimia di wilayah ini dan Anda memerlukan struktur mirip boneka untuk memanipulasi opini publik," kata Nebenzia seperti disitir dari Reuters.
Rusia sendiri telah mengajukan resolusi tandingan, namun dimentahkan dewan karena tidak mendapatkan dukungan. Nebenzia mengatakan bahwa dia sangat kecewa dan mereka yang memilih menentang rancangan Rusia menanggung beban tanggung jawab penuh atas penghentian operasi JIM.
Setelah pertemuan tersebut berakhir, Jepang mengeluarkan sebuah rancangan resolusi untuk menggulirkan mandat untuk penyelidikan selama satu bulan, kata beberapa diplomat. Tidak segera jelas kapan dewan tersebut dapat memilih.
Sebelumnya hasil penyelidikan JIM menemukan bahwa pemerintah Suriah menggunakan gas sarin dalam serangan 4 April di Khan Sheikhoun. Serangan gas ini menewaskan puluhan orang dan menyebabkan sejumlah orang lainya mengalami gangguan pernapasan.
Serangan gas ini memicu serangan rudal patriot AS terhadap sebuah pangkalan udara yang dianggap menjadi lokasi lepas landasnya pesawat-pesawat yang melakukan serangan gas sarin.
(ian)