Dubai, Penuh Kemewahan dan Keunikan

Minggu, 12 November 2017 - 14:30 WIB
Dubai, Penuh Kemewahan dan Keunikan
Dubai, Penuh Kemewahan dan Keunikan
A A A
DUBAI - Napas Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), sebagai kota kosmopolitan di dunia benar-benar tak pernah berhenti. Kemajuan, kemewahan serta sederet keunikannya membuat kota ini terus menjadi pusat peradaban baru dunia dan membujuk orang untuk menghampirinya.

Kekhasan yang dimiliki Dubai membuat orang takjub. Selain bangunan gedung-gedung tinggi dan unik, kota ini juga penuh dengan inovasi berkelas tinggi. Pembuatan kebun di gurun pasir yang dinamakan Dubai Miracle Garden misalnya membuat orang kagum. Di taman seluas 72.000 meter persegi ini sudah berhasil tertanam 45 juta bunga. Jutaan orang pun tiap tahun berdatangan ke Dubai demi melihat bunga-bunga yang tampak indah di atas gurun pasir yang kering.

Kehebatan dan keajaiban Dubai juga terlihat di jalanan kota. Mobil-mobil patroli polisi di kota ini sebagian menggunakan Bugatti Veyron, Ferrari FF, dan Lamborghini Aventador. Tak banyak kota di negara lain yang berani melengkapi armada kepolisian lalu lintasnya dengan mobil-mobil bermerek mewah demikian.

Pemerintah pertama UEA, Dewan Eksekutif Abu Dhabi, memang berhasil menyulap kawasan gurun pasir emirat ini menjadi salah satu kosmopolitan paling maju di dunia. Hebatnya UEA mampu mencapainya dalam kurun waktu empat dekade. Pembangunan peradaban sejaya itu bagi negara lain biasanya memerlukan waktu hingga 100 tahun. Di bawah program Visi Ekonomi Abu Dhabi 2030, UEA menggalakkan pengembangan infrastruktur modern dan canggih.

Kemajuan ini secara otomatis meningkatkan ekonomi berbasis pengetahuan dan menurunkan industri nonpengetahuan. Pertumbuhan ekonomi UEA mengalami tren yang cukup tinggi setiap tahun. Dengan warisan budaya yang unik dan berbagai zona hiburan kelas dunia, belakangan ini Abu Dhabi, kota tetangga Dubai, juga menjadi pusat wisatawan asing. UEA bukan hanya kawasan yang memiliki masjid terbesar dan termegah di dunia, tapi juga salah satu tuan rumah balapan Formula 1. Treknya dibangun di pulau reklamasi Pulau Yas.

Pendidikan dan kesejahteraan masyarakat UEA juga melambung tinggi. UEA menjadi satu-satunya negara di dunia yang memiliki taman mobil Ferrari. Banyak tim film blockbuster Hollywood dan Bollywood yang juga menjadikan UEA sebagai tempat syuting. Di antaranya Fast and Furious 7 dan Star Wars: The Force Awakens.

Meski pembangunan peradaban berlangsung pesat, UEA tidak ingin kemajuan itu berdampak buruk terhadap lingkungan yang pada akhirnya merugikan manusia. Dengan demikian, mereka memegang prinsip teknologi ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan, rendah karbon, tapi tetap berkelanjutan.

UEA bahkan memiliki kota berkelanjutan bernama Masdar yang juga menjadi zona ekonomi bebas. Kendati teknologinya modern dan energinya efisien, setiap arsitek bangunan nya tidak menghilangkan corak budaya Arab tradisional. Pada 2025 mendatang, Masdar diharapkan akan dihuni 40.000 orang dan 50.000 commuter.

"Dengan adanya Dewan Eksekutif Abu Dhabi, UEA telah bertransformasi dari padang pasir menjadi negara maju dan beradab hanya dalam 40 tahun," ujar Sekretaris Jenderal Menteri Olahraga dan Pemuda UEA, Ebrahim Abdul Malek, kepada Gulf News. "Zaman sekarang, perawatan medis sudah sangat maju," katanya.

Selain Dubai, Pemerintah UEA pun terus mengembangkan kota-kota lain seperti Abu Dhabi. Bahkan kemarin Museum Louvre Abu Dhabi akhirnya dibuka untuk umum setelah tertunda selama lima tahun. Tak tanggung-tanggung, dalam membangun Louvre Abu Dhabi, UEA meneken kemitraan dengan Prancis selama tiga tahun senilai USD1,2 miliar. Kesepakatan tersebut sudah termasuk pembagian nama dan karya seni dari Louvre di Paris. Sebanyak 17 institusi kebudayaan Prancis terlibat dalam pendirian museum karya seni terbesar di Semenanjung Arab itu.

Arsitektur peraih penghargaan Pritzker, Jean Nouvel, menjadi perancang utama Louvre Abu Dhabi. Atap museum tersebut memiliki banyak celah cahaya matahari. Hal itu menandai kekhasan bangunan Arab. "Kami ingin menciptakan dunia yang ramah dan tenang dengan menggabungkan cahaya dan bayangan," katanya seperti dikutip abcnews.

Posisi Louvre Abu Dhabi dikelilingi air sehingga museum itu hanya bisa diakses dengan menggunakan perahu bot. Dengan dana mencapai USD650 juta, Louvre Abu Dhabi akan memajang berbagai karya seni dari seluruh dunia. Saat ini museum tersebut hanya memiliki 600 karya seni, baik patung atau pun lukisan zaman dulu.

Lukisan terkenal karya Leonardo da Vinci La Belle Ferronniere yang dibawa dari Museum Louvre Paris telah dipajang pada hari pembukaan, termasuk karya seni Ai Wewei asal China. UEA menginginkan museum tersebut menjadi pusat karya seni yang berfokus pada penutupan kesenjangan antara karya seni Barat dan karya seni Timur.

Louvre Abu Dhabi berlokasi di Pulau Saadiyat dengan luas mencapai 24.000 meter persegi. Dana konstruksi diperkirakan mencapai hingga 108 juta euro. Sebagai tambahan, UEA membayar USD525 juta untuk membeli nama Louvre dan USD747 juta untuk membayar peminjaman karya seni, pameran khusus, dan konsultasi.

Louvre Abu Dhabi merupakan satu dari tiga museum yang akan didirikan di Pulau Saadiyat. Dua museum lainnya ialah Guggenheim dan National Zayed. Guggenheim akan dirancang Zaha Hadida, sedangkan National Zayed oleh Foster & Partners.

Sejak awal Pulau Saadiyat memang diproyeksikan menjadi pulau kebudayaan kelas dunia. Secara resmi Louvre Abu Dhabi dibangun pada 26 Mei 2009. Dua tahun kemudian Perusahaan Investasi & Pengembangan Pariwisata (TDIC) menyatakan peluncurannya akan ditunda. Museum ikonik tersebut rencananya dibuka pada 2012, tapi batal karena terjadi krisis keuangan global, harga minyak anjlok, dan rancangannya rumit.

"Louvre merupakan mahkota permata Paris. Begitu pun dengan Louvre Abu Dhabi yang diharapkan menjadi museum kebanggaan," kata Menteri Kebudayaan dan Pembangunan Pengetahuan UEA, Nahyan bin Mubarak al-Nahyan, seperti dilansir Telegraph. Namun Nahyan tak menampik rancangan museum itu sangat menantang. Louvre Abu Dhabi merupakan satu dari puluhan bangunan modern yang mentransformasi UEA menjadi pusat peradaban baru.

Wakil Presiden Sheikh Mohammed bin Rashid yang juga penguasa Dubai mengatakan, UEA telah menjadi pusat untuk eksplorasi Revolusi Industri Keempat dan pelopor kemajuan teknologi masa depan. UEA juga tidak ingin bergantung selamanya pada sumber daya alam (SDA) dalam mengembangkan ekonomi nasional. Sama seperti Arab Saudi, UEA ingin memperkaya sumber pendapatan. Selama ini, UEA banyak bergantung terhadap penjualan minyak, yakni mencapai 85% dari nilai keseluruhan ekonomi negara.

Untuk mengejar program Vision 2021, UEA terus melakukan pembangunan megaproyek, baik di daratan utama atau pun di pulau reklamasi.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5243 seconds (0.1#10.140)