Gebrakan dan Kontroversi Sang Penerus Takhta Kerajaan Arab Saudi
Kamis, 09 November 2017 - 13:15 WIB
Gebrakan dan Kontroversi Sang Penerus Takhta Kerajaan Arab Saudi
A
A
A
MODERNISASI Arab Saudi. Itulah ambisi yang menyertai sepak terjang putra mahkota Mohammed bin Salman untuk mempersiapkan tongkat estafet kepemimpinan negeri petro dollar ini.
A. Kontroversi1. | Oktober 2016 Membeli yacht mewah milik Yuri Sceffler (taipan Vodka Rusia) seharga 500 juta Euro. |
2. | Agustus 2017 Mengeluarkan kebijakan perempuan boleh berbikini di lingkungan resor supermewah di tepi Laut Merah mulai 2022. |
3. | 11 September 2017 menangkap ratusan ulama yang kerap menyampaikan khutbah kebencian dan kekerasan. |
4. | 27 September 2017 mengeluarkan kebijakan untuk mengizinkan kaum perempuan mengemudikan kendaraan di tempat umum mulai Juni 2018. |
5. | 29 Oktober 2017 memperbolehkan kaum wanita menonton pertandingan olahraga di tribun. |
B. Langkah Terobosan1. | 29 Januari 2015 Pangeran Mohammed ditunjuk sebagai Dewan Ekonomi dan Hubungan Pembangunan menggantikan Komisi Ekonomi Tertinggi. |
2. | April 2015 Pangeran Mohammad mengumumkan Visi 2030 yakni orientasi strategi Saudi berisi diversifikasi pendapatan Saudi. |
3. | 17 Oktober 2016 berhasil melobi pengurangan regulasi kekuasaan polisi agama. |
4. | 23 Mei 2016 memotong pajak dan anggaran subsidi, mendirikan dana kekakayaan kedaulatan saudi dan melaksanakan serangkaian program transformasi nasional. |
5. | 24 Oktober 2017 Pangeran Mohammed menghadiri Future Investment Initiative di Riyadh yang dihadiri Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde. |
6. | 25 Oktober 2017 Pangeran Mohammed mengumumkan proyek zona industri dan zona pariwisata unuk menarik investasi asing. |
7. | 5 November 2017 Putra Mahkota Mohammed bin Salman memimpin Komite Anti Korupsi dan menangkap pengusaha, mantan pejabat, dan beberapa pangeran Saudi yang diduga terlibat korupsi. |
C. Diversifikasi Ekonomi1. | Pangeran Mohammad menyiapkan Rencana Transformasi Nasional untuk mengurangi ketergantuan ekonomi Saudi terhadap minyak. |
2. | Menciptakan lebih dari 450.000 pekerjaan di luar sektor pemerintah pada 2020. Menggiatkan proyek sektor swasta sebanyak 40% dan untuk mengurangi tekanan keuangan negara. |
3. | Privatisasi perusahaan milik Pemerintah Saudi dan meningkatkan jumlah pekerjaan di bidang pariwisata, dari 1,2 juta dari 830.000. |
4. | Meningkatkan ekspor komoditas non-minyak hingga 330 miliar riyal (Rp1.173 triliun) dari 185 miliar riyal (Rp657 triliun). |
5. | Menyiapkan dan mengimplementasikan pajak terhadap warga ekspatriat yang tinggal di Saudi. |
D. Reformasi Hukum Dan Politik1. | Pangeran Mohammed mendirikan Komisi Antikorupsi dan menangkap 11 pangeran, 4 menteri dan puluhan mantan menteri. |
2. | Mereka yang ditangkap adalah Pangeran Alwaleed bin Talal, pemimpin Kingdom Holding; Pangeran Miteb bin Abdullah, menteri Garda Nasional; Pangeran Turki bin Abdullah, mantan Gubernur Riyadh; Adel Fakeih, Menteri Ekonomi dan Perencanaan; Bakr bin Laden, pemimpin Binladin; dan lain Sebagainya.
|
(amm)