Pembelot: Tes Nuklir Korut Ciptakan Gurun Pasir, Bayi-bayi Lahir Cacat

Kamis, 09 November 2017 - 11:49 WIB
Pembelot: Tes Nuklir Korut Ciptakan Gurun Pasir, Bayi-bayi Lahir Cacat
Pembelot: Tes Nuklir Korut Ciptakan Gurun Pasir, Bayi-bayi Lahir Cacat
A A A
SEOUL - Tes senjata nuklir Korea Utara (Korut) telah mengubah wilayah situs uji coba menjadi gurun pasir dan bayi-bayi di daerah terdekat terlahir cacat. Kondisi kengerian dari uji coba senjata berbahaya itu dipaparkan hampir dua lusin pembelot kepada surat kabar Korea Selatan.

The Research Association of Vision of North Korea telah mewawancarai 21 pembelot Korut yang sebelumnya tinggal di Kilju, area tedekat dari situs uji coba senjata nuklir di Punngye-ri. Menurut mereka, dampak uji coba senjata itu juga menyebabkan 80 persen tumbuhan mati karena radiasi nuklir.

Situs Punngye-ri merupakan lokasi dari enam uji coba senjata nuklir Korea Utara, termasuk yang terkuat pada 3 September 2017 lalu. Koran Chosun Ilbo melaporkan, para warga Korea Utara di daerah sekitar khawatir terkontaminasi radiasi nuklir.

”Saya mendengar dari seorang kerabat di Kilju bahwa bayi yang cacat lahir di rumah sakit di sana,” kata seorang pembelot, yang identitasnya dilindungi surat kabar Korea Selatan tersebut.

“Saya berbicara di telepon dengan anggota keluarga yang saya tinggalkan di sana dan mereka mengatakan kepada saya bahwa semua sumur bawah tanah mengering setelah uji coba nuklir keenam,” kata pembelot lainnya.

Menurut mereka, air minum di wilayah tersebut mengalir turun dari Gunung Mantap—ada yang menyebutnya Montap—, gunung yang menjadi lokasi uji coba senjata nuklir di bawah tanah.

Mereka menambahkan pihak berwenang meninggalkan penduduk di daerah tersebut untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dan tidak memberikan peringatan sebelum peledakan senjata nuklir maupun memberikan perlindungan sesudahnya.

Seorang pembelot yang melarikan diri dari Korea Utara pada tahun 2010 mengingat bagaimana tentara dan anggota keluarga mereka dievakuasi sebelum dua tes senjata nuklir dilakukan. Dua uji coba senjata nuklir ini terjadi di era pemerintahan ayah Kim Jong-un, yakni Kim Jong-il.

”Selama uji coba nuklir pertama (Oktober 2006) dan yang kedua (Mei 2009), hanya anggota keluarga tentara yang dievakuasi ke poros bawah tanah. Orang awam sama sekali tidak sadar akan tes tersebut,” kenang seorang pembelot yang identitasnya juga dilindungi.

”Saya secara pribadi melihat mayat mengambang di sungai dengan anggota tubuh mereka terputus,” lanjut pembelot tersebut.

”Jika Anda menanam pohon di pegunungan di sana, 80 persennya mati. Anda bisa menyalahkannya pada penanaman yang buruk, tapi jumlah pohon yang mati lebih tinggi daripada di pegunungan lain,” imbuh pembelot lain yang dilansir dari Fox News, Kamis (9/11/2017).

Pemerintah Korea Utara belum merespons soal laporan dari dampak uji coba senjata nuklir di situs Punngye-ri. Sebelumnya, Pemerintah Kim Jong-un mengecam laporan stasiun televisi Jepang yang mengklaim bahwa setidaknya 200 orang tewas ketika terowongan bawah tanah di situs uji coba nuklir runtuh.

Pyongyang melalui media pemerintah, KCNA, menuding laporan itu palsu dan fitnah terhadap kemajuan pengembangan senjata nuklir mereka.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6686 seconds (0.1#10.140)