Presiden Taiwan Kunjungi Guam, China Meradang
A
A
A
HAGATNA - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen tiba di pulau Pasifik Amerika Serikat (AS), Guam, dalam perjalanan pulang dari mengunjungi sekutu diplomatik Taipei di Pasifik, Jumat (3/11/2017). Hal ini menimbulkan protes kuat dari China, yang mengklaim bahwa Taiwan sebagai bagian dari negara itu.
Beijing telah mengeluh ke Washington dan mendesak AS agar Tsai tidak transit ke wilayahnya, termasuk dua hari di Hawaii pada awal perjalanannya ke Tuvalu, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall. Hal ini mengingat waktunya sangat sensitif karena Presiden AS Donald Trump akan berada di Beijing minggu depan.
China memandang Taiwan yang otonom dan demokratis sebagai wilayahnya yang berdaulat dan secara teratur menyebutnya sebagai isu paling sensitif antara Beijing dan Washington. China dengan tegas menolak pemberhentian transit oleh presiden Taiwan.
Sementara kantor Gubernur Guam Edward B. Calvo menggambarkan kunjungan Tsai Ing-wen sebagai kunjungan pribadi dan tidak resmi, Tsai diberi pendamping polisi saat kedatangannya.
Anggota legislatif Guam hadir pada resepsi selamat datang untuk Tsai yang diselenggarakan oleh Calvo, yang berbicara tentang negara-negara pulau yang memiliki visi bersama tentang perdamaian dan kemakmuran.
Sebagai tanggapan, presiden Taiwan berbicara tentang atraksi Guam sebagai pulau tropis, dan menyebutnya sebagai tempat yang ideal untuk dikunjungi.
"Saya yakin kita bisa membawa Guam dan Taiwan lebih dekat," kata Tsai seperti disitat dari Reuters.
Guam adalah rumah bagi pangkalan militer AS yang besar dan akan menjadi kunci bantuan ke Taiwan jika terjadi konflik dengan China. Beijing tidak pernah meninggalkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau ini di bawah kendalinya.
Hubungan antara Beijing dan Taipei telah memburuk sejak Tsai memenangkan pemilihan tahun lalu. China percaya bahwa Tsai menginginkan kemerdekaan formal untuk Taiwan, sebuah hal yang membuat marah Beijing.
Sementara itu, Tsai mengatakan bahwa dia ingin mempertahankan perdamaian dengan China namun akan mempertahankan demokrasi dan keamanan Taiwan.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa transit Tsai melalui tanah AS akan bersifat pribadi dan tidak resmi. Hal itu didasari pada praktik AS yang sudah berlangsung lama dan konsisten dengan hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Trump membuat marah Beijing pada Desember lalu dengan menerima telepon dari Tsai tak lama setelah dia memenangkan pemilihan presiden.
Tsai telah berada di AS dua kali tahun ini. Pada bulan Januari, dia berhenti di Houston dan San Francisco dalam perjalanan ke dan dari Amerika Latin. Di San Francisco, dia mengunjungi markas Twitter, yang diblokir di China.
Beijing telah mengeluh ke Washington dan mendesak AS agar Tsai tidak transit ke wilayahnya, termasuk dua hari di Hawaii pada awal perjalanannya ke Tuvalu, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Marshall. Hal ini mengingat waktunya sangat sensitif karena Presiden AS Donald Trump akan berada di Beijing minggu depan.
China memandang Taiwan yang otonom dan demokratis sebagai wilayahnya yang berdaulat dan secara teratur menyebutnya sebagai isu paling sensitif antara Beijing dan Washington. China dengan tegas menolak pemberhentian transit oleh presiden Taiwan.
Sementara kantor Gubernur Guam Edward B. Calvo menggambarkan kunjungan Tsai Ing-wen sebagai kunjungan pribadi dan tidak resmi, Tsai diberi pendamping polisi saat kedatangannya.
Anggota legislatif Guam hadir pada resepsi selamat datang untuk Tsai yang diselenggarakan oleh Calvo, yang berbicara tentang negara-negara pulau yang memiliki visi bersama tentang perdamaian dan kemakmuran.
Sebagai tanggapan, presiden Taiwan berbicara tentang atraksi Guam sebagai pulau tropis, dan menyebutnya sebagai tempat yang ideal untuk dikunjungi.
"Saya yakin kita bisa membawa Guam dan Taiwan lebih dekat," kata Tsai seperti disitat dari Reuters.
Guam adalah rumah bagi pangkalan militer AS yang besar dan akan menjadi kunci bantuan ke Taiwan jika terjadi konflik dengan China. Beijing tidak pernah meninggalkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau ini di bawah kendalinya.
Hubungan antara Beijing dan Taipei telah memburuk sejak Tsai memenangkan pemilihan tahun lalu. China percaya bahwa Tsai menginginkan kemerdekaan formal untuk Taiwan, sebuah hal yang membuat marah Beijing.
Sementara itu, Tsai mengatakan bahwa dia ingin mempertahankan perdamaian dengan China namun akan mempertahankan demokrasi dan keamanan Taiwan.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa transit Tsai melalui tanah AS akan bersifat pribadi dan tidak resmi. Hal itu didasari pada praktik AS yang sudah berlangsung lama dan konsisten dengan hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Trump membuat marah Beijing pada Desember lalu dengan menerima telepon dari Tsai tak lama setelah dia memenangkan pemilihan presiden.
Tsai telah berada di AS dua kali tahun ini. Pada bulan Januari, dia berhenti di Houston dan San Francisco dalam perjalanan ke dan dari Amerika Latin. Di San Francisco, dia mengunjungi markas Twitter, yang diblokir di China.
(ian)