Guam Jadi Target China, Komandan AS Minta Tambahan Sistem Pertahanan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Komandan tertinggi Amerika Serikat (AS) untuk Asia Pasifik menekan anggota parlemen untuk mendukung penerapan kemampuan pertahanan udara dan rudal tambahan untuk Guam mengingat kemampuan China yang meningkat untuk mengancam wilayah penting tersebut.
"Guam adalah target hari ini," kata Laksamana Angkatan Laut AS Philip Davidson, komandan Komando Indo-Pasifik AS, kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat.
"(Pulau) itu perlu dipertahankan, dan perlu dipersiapkan untuk ancaman yang akan datang di masa depan," imbuhnya.
"Guam bukan hanya tempat yang kami yakini dapat kami perjuangkan, seperti yang telah kami lakukan selama beberapa dekade. Kami harus berjuang untuk itu," ujarnya seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (10/3/2021).
Laksamana Davidson, yang telah menjadikan pertahanan Guam sebagai prioritas utama, mengatakan bahwa wilayah AS yang strategis ini akan mendapat manfaat dari sistem pertahanan Aegis Ashore. Dia berargumen bahwa sistem Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) yang digunakan untuk mempertahankan Guam tidak mampu memenuhi lintasan ancaman saat ini dari China.
Davidson meminta perhatian pada video propaganda China yang menunjukkan serangan pembom H-6 di Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam sebagai bukti pemikiran strategis Beijing. Video tersebut diejek karena tanpa malu-malu memotong cuplikan dari film-film Hollywood seperti 'Transformers: Revenge of the Fallen."
Laporan kekuatan militer China terbaru dari Pentagon mencatat bahwa penerbangan pembom H-6K China ke Samudra Pasifik barat menunjukkan kemampuan China untuk menjangkau Guam dengan (rudal jelajah serangan darat) yang diluncurkan dari udara, sementara rudal jarak menengah DF-26 diberi julukan "Guam Express" mampu melakukan serangan konvensional atau nuklir presisi terhadap target darat, yang dapat mencakup pangkalan AS di Guam.
Davidson mengatakan bahwa Guam akan lebih baik bersiap untuk bertahan dari ancaman ini dengan Aegis Ashore, sistem pertahanan udara dan rudal berdasarkan sistem yang telah dipasang Angkatan Laut AS pada sejumlah kapal perusak dan kapal penjelajah berpeluru kendali.
"Guam adalah target hari ini," kata Laksamana Angkatan Laut AS Philip Davidson, komandan Komando Indo-Pasifik AS, kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat.
"(Pulau) itu perlu dipertahankan, dan perlu dipersiapkan untuk ancaman yang akan datang di masa depan," imbuhnya.
"Guam bukan hanya tempat yang kami yakini dapat kami perjuangkan, seperti yang telah kami lakukan selama beberapa dekade. Kami harus berjuang untuk itu," ujarnya seperti dikutip dari Business Insider, Rabu (10/3/2021).
Laksamana Davidson, yang telah menjadikan pertahanan Guam sebagai prioritas utama, mengatakan bahwa wilayah AS yang strategis ini akan mendapat manfaat dari sistem pertahanan Aegis Ashore. Dia berargumen bahwa sistem Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) yang digunakan untuk mempertahankan Guam tidak mampu memenuhi lintasan ancaman saat ini dari China.
Davidson meminta perhatian pada video propaganda China yang menunjukkan serangan pembom H-6 di Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam sebagai bukti pemikiran strategis Beijing. Video tersebut diejek karena tanpa malu-malu memotong cuplikan dari film-film Hollywood seperti 'Transformers: Revenge of the Fallen."
Laporan kekuatan militer China terbaru dari Pentagon mencatat bahwa penerbangan pembom H-6K China ke Samudra Pasifik barat menunjukkan kemampuan China untuk menjangkau Guam dengan (rudal jelajah serangan darat) yang diluncurkan dari udara, sementara rudal jarak menengah DF-26 diberi julukan "Guam Express" mampu melakukan serangan konvensional atau nuklir presisi terhadap target darat, yang dapat mencakup pangkalan AS di Guam.
Davidson mengatakan bahwa Guam akan lebih baik bersiap untuk bertahan dari ancaman ini dengan Aegis Ashore, sistem pertahanan udara dan rudal berdasarkan sistem yang telah dipasang Angkatan Laut AS pada sejumlah kapal perusak dan kapal penjelajah berpeluru kendali.