Lewat Udara, Pejabat PBB Amati Desa Rohingya yang Hancur
A
A
A
NEW YORK - Seorang pejabat senior PBB melakukan tur melalui udara untuk melihat secara langsung puluhan desa Rohingya yang terbakar dan hancur. Desa-desa tersebut telah ditiggalkan penghuninya dan memilih eksodus ke Bangladesh.
Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa Jeffrey Feltman, sekretaris jenderal untuk urusan politik, juga bertemu dengan pejabat senior Myanmar. Ia juga mengunjungi beberapa komunitas yang terkena dampak kekerasan dan kamp terakhir di luar Sittwe untuk pengungsi internal (IDPs) yang didirikan pada tahun 2012.
Pemerintah Myanmar telah sangat membatasi akses, termasuk kepada pekerja kemanusiaan, ke wilayah yang terkepung di barat laut yang diduduki oleh Muslim Rohingya sampai saat ini.
"Dia menyaksikan bagaimana, selain diskriminasi endemik terdokumentasi mengenai populasi Rohingya, tantangan sosial ekonomi berdampak negatif pada semua masyarakat," kata Dujarric seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (18/10/2017).
Dalam pertemuannya dengan pejabat tinggi Myanmar, Feltman, kepala urusan politik PBB, mencatat dukungan pemerintah atas rekomendasi dari laporan akhir Komisi Penasehat Internasional di Negara Rakhine, yang diketuai oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, dan mendesak agar mereka secara komprehensif implementasi, kata juru bicara tersebut.
"Feltman mendesak pemerintah Myanmar untuk mendukung pelaksanaan penuh rekomendasi Komisi Penasihat dan penyelidikan yang kredibel atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh petugas keamanan di Rakhine," ujar Dujarric.
"Dia menggarisbawahi pentingnya pertanggungjawaban dan peraturan hukum yang tidak diskriminatif dan keamanan publik sebagai bagian dari pendekatan komprehensif yang diperlukan untuk mengatasi ketakutan dan ketidakpercayaan di antara masyarakat di Rakhine," sambungnya.
Sebelumnya, citra satelit terbaru dari negara bagian Rakhine, Myanmar, dirilis lembaga HAM internasional Human Rights Watch (HRW). Menurut HRW, citra satelit baru tersebut mengkonfirmasikan penghancuran massal desa-desa etnis Rohingya.
Citra satelit yang baru dirilis mengungkapkan bahwa setidaknya 288 desa hancur sebagian atau seluruhnya. Ratusan desa itu hancur akibat kebakaran di negara bagian Rakhine utara, Myanmar sejak 25 Agustus lalu. Penghancuran tersebut meliputi puluhan ribu bangunan, terutama rumah yang dihuni oleh Muslim Rohingya etnis.
Baca Juga: Pemusnahan Total, Militer Myanmar Hancurkan 288 Desa Rohingya
Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa Jeffrey Feltman, sekretaris jenderal untuk urusan politik, juga bertemu dengan pejabat senior Myanmar. Ia juga mengunjungi beberapa komunitas yang terkena dampak kekerasan dan kamp terakhir di luar Sittwe untuk pengungsi internal (IDPs) yang didirikan pada tahun 2012.
Pemerintah Myanmar telah sangat membatasi akses, termasuk kepada pekerja kemanusiaan, ke wilayah yang terkepung di barat laut yang diduduki oleh Muslim Rohingya sampai saat ini.
"Dia menyaksikan bagaimana, selain diskriminasi endemik terdokumentasi mengenai populasi Rohingya, tantangan sosial ekonomi berdampak negatif pada semua masyarakat," kata Dujarric seperti dikutip dari Xinhua, Rabu (18/10/2017).
Dalam pertemuannya dengan pejabat tinggi Myanmar, Feltman, kepala urusan politik PBB, mencatat dukungan pemerintah atas rekomendasi dari laporan akhir Komisi Penasehat Internasional di Negara Rakhine, yang diketuai oleh mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan, dan mendesak agar mereka secara komprehensif implementasi, kata juru bicara tersebut.
"Feltman mendesak pemerintah Myanmar untuk mendukung pelaksanaan penuh rekomendasi Komisi Penasihat dan penyelidikan yang kredibel atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia oleh petugas keamanan di Rakhine," ujar Dujarric.
"Dia menggarisbawahi pentingnya pertanggungjawaban dan peraturan hukum yang tidak diskriminatif dan keamanan publik sebagai bagian dari pendekatan komprehensif yang diperlukan untuk mengatasi ketakutan dan ketidakpercayaan di antara masyarakat di Rakhine," sambungnya.
Sebelumnya, citra satelit terbaru dari negara bagian Rakhine, Myanmar, dirilis lembaga HAM internasional Human Rights Watch (HRW). Menurut HRW, citra satelit baru tersebut mengkonfirmasikan penghancuran massal desa-desa etnis Rohingya.
Citra satelit yang baru dirilis mengungkapkan bahwa setidaknya 288 desa hancur sebagian atau seluruhnya. Ratusan desa itu hancur akibat kebakaran di negara bagian Rakhine utara, Myanmar sejak 25 Agustus lalu. Penghancuran tersebut meliputi puluhan ribu bangunan, terutama rumah yang dihuni oleh Muslim Rohingya etnis.
Baca Juga: Pemusnahan Total, Militer Myanmar Hancurkan 288 Desa Rohingya
(ian)