Tegang, Korut Ucapkan Selamat pada Kongres Partai Komunis China
A
A
A
SEOUL - Korea Utara (Korut) mengirim sebuah pesan ucapan selamat kepada kongres ke-19 Partai Komunis China pada hari Rabu (18/10/2017). Ucapan itu disampaikan meski hubungan kedua negara sedang tegang karena Beijing ikut menjatuhkan sanksi terkait program senjata nuklir Pyongyang.
Komite Pusat Partai Buruh Korut mengatakan bahwa Beijing telah membuat kemajuan besar dalam membangun sosialisme dengan karakteristik China di bawah bimbingan yang benar dari Partai Komunis.
”Kami sangat senang atas ini,” kata komite partai tersebut dalam pesan yang dirilis kantor berita negara Korut, KCNA. ”(Komite) dengan tulus berharap kongres China meraih sukses yang memuaskan.”
Para pejabat dan ahli di Korea Selatan khawatir bahwa Pyongyang dapat melakukan uji coba senjata bertepatan dengan pembukaan Kongres Partai Komunis yang digelar dua kali dalam satu dekade tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat dan banyak orang di China, percaya bahwa Beijing bisa berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Pyongyang yang program senjata nuklirnya sudah mulai berbahaya.
China selama ini menjadi sekutu utama Pyongyang dan telah menyumbang lebih dari 90 persen perdagangan dunia dengan negara yang terisolasi tersebut. Namun, Beijing ikut memberlakukan sanksi keras sesuai mandat Dewan Keamanan PBB.
Sanksi yang diberlakukan Beijing ini termasuk melarang impor batubara, tekstil dan makanan laut dari Korut serta memangkas pasokan pengiriman minyak ke negara yang dipimpin Kim Jong-un itu.
Komite Pusat Partai Buruh Korut mengatakan bahwa Beijing telah membuat kemajuan besar dalam membangun sosialisme dengan karakteristik China di bawah bimbingan yang benar dari Partai Komunis.
”Kami sangat senang atas ini,” kata komite partai tersebut dalam pesan yang dirilis kantor berita negara Korut, KCNA. ”(Komite) dengan tulus berharap kongres China meraih sukses yang memuaskan.”
Para pejabat dan ahli di Korea Selatan khawatir bahwa Pyongyang dapat melakukan uji coba senjata bertepatan dengan pembukaan Kongres Partai Komunis yang digelar dua kali dalam satu dekade tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat dan banyak orang di China, percaya bahwa Beijing bisa berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Pyongyang yang program senjata nuklirnya sudah mulai berbahaya.
China selama ini menjadi sekutu utama Pyongyang dan telah menyumbang lebih dari 90 persen perdagangan dunia dengan negara yang terisolasi tersebut. Namun, Beijing ikut memberlakukan sanksi keras sesuai mandat Dewan Keamanan PBB.
Sanksi yang diberlakukan Beijing ini termasuk melarang impor batubara, tekstil dan makanan laut dari Korut serta memangkas pasokan pengiriman minyak ke negara yang dipimpin Kim Jong-un itu.
(mas)