Pria Kanada yang Ditawan di Afghanistan: Istri Diperkosa, Anak Dibunuh

Sabtu, 14 Oktober 2017 - 17:37 WIB
Pria Kanada yang Ditawan...
Pria Kanada yang Ditawan di Afghanistan: Istri Diperkosa, Anak Dibunuh
A A A
OTTAWA - Pria Kanada dan keluarganya yang ditawan kelompok militan Haqqani di Afghanistan sejak 2012 telah tiba di negaranya pada Jumat malam. Dia membuat pengakuan menyedihkan, di mana istrinya pernah diperkosa militan dan salah satu anak mereka dibunuh.

Josh Boyle dan istrinya; Caitlan Coleman, asal Amerika Serikat (AS) telah kehilangan anak perempuannya yang baru dilahirkan selama mereka disandera. Haqqani disebut-sebut kelompok militan sekutu Taliban.

Pasangan itu telah pulang ke Kanada dengan tiga anaknya yang masih kecil. Mereka diselamatkan pada hari Rabu saat pasukan Pakistan menyerbu markas kelompok militan tersebut yang lokasinya berada di dekat perbatasan kedua negara.

Lima tahun lalu, mereka diculik kelompok militan saat melakukan perjalanan “backpacking”.

”Kebodohan dan kejahatan penculikan oleh jaringan Haqqani terhadap seorang peziarah dan istrinya yang hamil," katanya.

"Keterlibatan untuk membantu penduduk desa biasa di daerah yang dikuasai Taliban di Afghanistan terhalang hanya oleh kebodohan dan kejahatan karena mengizinkan pembunuhan anak perempuan saya,” lanjut Boyle.

Boyle mengatakan, istrinya diperkosa oleh seorang penjaga yang dibantu oleh atasannya. Dia meminta pemerintah Afghanistan untuk menyeret para pelaku ke pengadilan.

Menurutnya, dia berada di Afghanistan untuk membantu penduduk desa yang tinggal jauh di pelosok Afghanistan yang dikuasai Taliban, di mana tidak ada LSM, tidak ada pekerja bantuan kemanusiaan dan tidak ada pemerintah yang berhasil berhasil membawa bantuan masuk.

Di pesawat yang terbang dari London, Boyle memberikan pernyataan tertulis kepada Associated Press bahwa keluarganya memiliki ketahanan dan keteguhan yang tak tertandingi.

Coleman, yang berasal dari Stewartstown, duduk di lorong kelas bisnis dengan mengenakan jilbab berwarna cokelat. Dia mengangguk tanpa kata-kata saat dia mengonfirmasi identitasnya kepada seorang reporter di dalam pesawat.

Di dua kursi di samping Coleman ada dua anak sulungnya. Anak bungsu mereka duduk di pangkuan Boyle. Para petugas Departemen Luar Negeri AS juga mendampingi mereka di pesawat.

Pernyataan tulisan tangan Boyle menyatakan ketidaksetujuannya dengan kebijakan luar negeri AS.

”Tuhan telah memberi saya dan keluarga saya ketahanan dan keteguhan yang tak tertandingi, dan membiarkan hal itu stagnan, untuk mengejar kesenangan pribadi atau kenyamanan. Sementara masih ada ketidakadilan yang disengaja dan terorganisir di dunia akan menjadi pengkhianatan semua yang saya percaya, dan sama saja dengan penistaan,” tulis dia, yang dilansir Sabtu (14/10/2017).

Sementara itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Nafees Zakaria mengatakan bahwa serangan Pakistan yang menyebabkan penyelamatan keluarga tersebut didasarkan pada sebuah petunjuk dari intelijen AS. Menurutnya, Pakistan akan bertindak melawan ”musuh bersama” ketika Washington berbagi informasi.

Pejabat AS telah lama menuduh Pakistan mengabaikan kelompok militan seperti jaringan Haqqani, yang menahan keluarga tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1585 seconds (0.1#10.140)