Ilmuwan AS Penemu Gelombang Gravitasi Sabet Hadiah Nobel Fisika

Selasa, 03 Oktober 2017 - 17:46 WIB
Ilmuwan AS Penemu Gelombang...
Ilmuwan AS Penemu Gelombang Gravitasi Sabet Hadiah Nobel Fisika
A A A
STOCKHOLM - Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia telah mengumumkan pemenang hadiah Nobel Fisika 2017. Penghargaan tahunan yang diberikan dalam bidang fisika itu diberikan kepada
tiga ilmuwan asal Amerika Serikat (AS) atas penemuan mereka dalam gelombang gravitasi.

Rainer Weiss dari Institut Teknologi Massachusetts dan Barry Barish serta Kip Thorne dari Institut Teknologi California berhak atas hadiah Nobel Fisika karena ketiganya merupakan kunci untuk pengamatan pertama gelombang gravitasi pada bulan September 2015.

Ketika penemuan itu diumumkan beberapa bulan kemudian, itu adalah sebuah sensasi tidak hanya di kalangan ilmuwan tapi juga masyarakat umum.

Gelombang gravitasi adalah riak yang sangat samar dalam struktur ruang dan waktu, yang dihasilkan oleh beberapa peristiwa paling hebat di alam semesta.

"Saya melihat ini lebih sebagai sesuatu yang mengenali karya seribu orang," kata Weiss, dalam sebuah telepon dengan konferensi pers di Royal Swedish Academy of Sciences, seperti dikutip dari ABC News, Selasa (3/10/2017).

Gelombang gravitasi diprediksi oleh Albert Einstein seabad yang lalu sebagai bagian dari teorinya tentang relativitas umum. Relativitas umum mengatakan bahwa gravitasi disebabkan oleh benda-benda berat yang menekuk ruang-waktu, yang merupakan cara empat dimensi bagi para astronom melihat alam semesta.

Gelombang yang dideteksi oleh para pemenang hadiah Nobel berasal dari tumbukan dua lubang hitam sekitar 1,3 miliar tahun cahaya. Tahun cahaya sekitar 5,88 triliun mil.

Weiss, ilmuwan kelahiran Jerman, dianugerahi setengah dari jumlah hadiah USD 1,1 juta dan Thorne serta Barish akan membagi separuh lainnya.

Selama 25 tahun terakhir, hadiah Nobel fisika telah dibagi di antara beberapa pemenang.

Hadiah tahun lalu ditujukan kepada tiga periset kelahiran Inggris yang menerapkan disiplin matematika topologi untuk membantu memahami cara kerja materi eksotis seperti superkonduktor dan superfluida. Pada tahun 2014, seorang peneliti Jepang dan Kanada berbagi hadiah fisika untuk penelitian yang membuktikan bahwa partikel elementer yang disebut neutrino memiliki massa.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0859 seconds (0.1#10.140)