Australia Khawatir Persekusi Muslim Rohingya Dimanfaatkan ISIS

Minggu, 01 Oktober 2017 - 17:30 WIB
Australia Khawatir Persekusi...
Australia Khawatir Persekusi Muslim Rohingya Dimanfaatkan ISIS
A A A
CANBERRA - Pemerintah Australia khawatir kelompok teroris seperti ISIS memanfaatkan persekusi yang dialami minoritas muslim Rohingya di Myanmar sebagai alasan untuk melakukan kekerasan bersenjata atau perang. Menteri Luar Negeri Julie Bishop menyampaikan bahwa Canberra sangat terganggu dengan kekerasan di negara bagian Rakhine tersebut.

Ratusan ribu warga Rohingya telah eksodus ke Bangladesh untuk menghindari kekerasan brutal dari operasi militer Myanmar. Operasi militer diluncurkan terhadap desa-desa Rohingya di Rakhine setelah kelompok gerilyawan Rohingya menyerang puluhan pos polisi yang menewaskan belasan petugas pada 25 Agustus 2017.

”Kami sangat prihatin bahwa penganiayaan terhadap kelompok muslim Rohingya yang signifikan akan digunakan oleh ISIS dan kelompok teroris lainnya sebagai bagian dari narasi mereka untuk mengangkat senjata dan untuk berperang melawan Barat,” kata Bishop dalam program Insiders, ABC.

”Karena itulah situasi Myanmar ini harus dipecahkan,” lanjut Bishop. ”Harus ada resolusi politik tapi sementara itu, bencana kemanusiaan membutuhkan perhatian penuh kita,” imbuh Bishop yang dilansir Minggu (1/10/2017).

Pemimpin de facto Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi, menghadapi kecaman dari masyarakat internasional karena dianggap diam melihat minoritas Rohingya dipersekusi militer dan kelompok nasionalis Myanmar.

Bishop mengatakan, Australia mendukung penyelidikan yang dipimpin oleh PBB. ”Australia telah mendukung penyelidikan independen untuk memverifikasi fakta-fakta di lapangan, sebuah penyelidikan yang dipimpin oleh PBB,” ujar Bishop.

Awal pekan ini, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley, meminta negara-negara di dunia untuk menangguhkan pemasokan senjata ke Myanmar sebagai sikap atas kekerasan terhadap muslim Rohingya.

”Australia mempertahankan embargo senjata di Myanmar karena kekhawatiran tentang konflik yang sedang berlangsung, proliferasi senjata dan hak asasi manusia,” kata Departemen Luar Negeri dan Perdagangan melalui seorang juru bicara kepada ABC.

”(Negara) ini melarang ekspor senjata, materi dan layanan terkait ke Myanmar. Australia tidak menjual senjata atau melakukan latihan militer bersama dengan Myanmar.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1331 seconds (0.1#10.140)