Tembakan Rudal Korut Bangunkan Orang-orang di Hokkaido
A
A
A
HOKKAIDO - Korea Utara (Korut) kembali menembakkan peluru kendali (rudal) yang menerobos wilayah udara Hokkaido, Jepang, pagi ini (15/9/2017). Tembakan senjata berbahaya itu memicu orang-orang di Hokkaido terbangun dari tidurnya setelah alarm disebar pemerintah Jepang ke setiap ponsel publik.
Menurut militer Korea Selatan, rudal yang ditembakkan dari Distrik Sunan, Pyongyang, mencapai ketinggian sekitar 770 kilometer dan terbang sejauh 3.700 kilometer. Rudal itu masih jauh untuk mencapai Guam, wilayah Amerika Serikat di Pasifik yang selama ini diincar Korut.
Senjata rezim Kim Jong-un itu terdeteksi mendarat di Samudera Pasifik, 2.000 kilometer sebelah timur Korut.
Baca Juga: Jumat Pagi, Korut Kembali Luncurkan Rudal di Atas Wilayah Jepang
Rudal yang menerobos wilayah udara Hokkaido mengikuti jalur penerbangan rudal sebelumnya yang ditembakkan pada 29 Agustus 2017 lalu.
Rachel Mealey dari ABC News melaporkan, orang-orang di Hokkaido terbangun oleh peringatan yang berdering di telepon seluler (ponsel). Alarm dari pemerintah Jepang itu memerintahkan mereka untuk berlindung.
”Tentunya sangat cemas menanti orang Jepang saat menunggu untuk melihat jalan yang akan ditempuh oleh rudal ini,” katanya.
Kerry Winter, warga Australia yang tinggal di Sendai, mengatakan bahwa dia menerima pesan peringatan di teleponnya sekitar pukul 07.05 waktu setempat. Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa minggu bahwa dia telah menerima peringatan serupa.
”Terakhir kali pesan tersebut disampaikan (agar berlindung) ke gedung yang kuat dan kokoh dan melakukan evakuasi,” kata Winter.
”Sepertinya ada kebingungan, karena orang tidak tahu ke mana harus dievakuasi. (Kali ini) mereka mengubahnya dan berkata tinggal di dalam bawah tanah jika Anda bisa,” lanjut Winter.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers membenarkan adanya perintah warga Hokkaido dan warga Jepang pada umumnya untuk berlindung.
”Provokasi berulang kali dari pihak Korea Utara ini tidak bisa diterima dan kami melakukan demonstrasi dengan kata-kata terkuat,” kata Suga, seperti dilansir Reuters.
Menurut militer Korea Selatan, rudal yang ditembakkan dari Distrik Sunan, Pyongyang, mencapai ketinggian sekitar 770 kilometer dan terbang sejauh 3.700 kilometer. Rudal itu masih jauh untuk mencapai Guam, wilayah Amerika Serikat di Pasifik yang selama ini diincar Korut.
Senjata rezim Kim Jong-un itu terdeteksi mendarat di Samudera Pasifik, 2.000 kilometer sebelah timur Korut.
Baca Juga: Jumat Pagi, Korut Kembali Luncurkan Rudal di Atas Wilayah Jepang
Rudal yang menerobos wilayah udara Hokkaido mengikuti jalur penerbangan rudal sebelumnya yang ditembakkan pada 29 Agustus 2017 lalu.
Rachel Mealey dari ABC News melaporkan, orang-orang di Hokkaido terbangun oleh peringatan yang berdering di telepon seluler (ponsel). Alarm dari pemerintah Jepang itu memerintahkan mereka untuk berlindung.
”Tentunya sangat cemas menanti orang Jepang saat menunggu untuk melihat jalan yang akan ditempuh oleh rudal ini,” katanya.
Kerry Winter, warga Australia yang tinggal di Sendai, mengatakan bahwa dia menerima pesan peringatan di teleponnya sekitar pukul 07.05 waktu setempat. Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa minggu bahwa dia telah menerima peringatan serupa.
”Terakhir kali pesan tersebut disampaikan (agar berlindung) ke gedung yang kuat dan kokoh dan melakukan evakuasi,” kata Winter.
”Sepertinya ada kebingungan, karena orang tidak tahu ke mana harus dievakuasi. (Kali ini) mereka mengubahnya dan berkata tinggal di dalam bawah tanah jika Anda bisa,” lanjut Winter.
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga dalam konferensi pers membenarkan adanya perintah warga Hokkaido dan warga Jepang pada umumnya untuk berlindung.
”Provokasi berulang kali dari pihak Korea Utara ini tidak bisa diterima dan kami melakukan demonstrasi dengan kata-kata terkuat,” kata Suga, seperti dilansir Reuters.
(mas)