Trump Ancam Venezuela, Maduro Perintahkan Latihan Perang

Selasa, 15 Agustus 2017 - 16:29 WIB
Trump Ancam Venezuela,...
Trump Ancam Venezuela, Maduro Perintahkan Latihan Perang
A A A
CARACAS - Demonstrasi besar-besaran terjadi di Caracas untuk mendukung Presiden Venezuela Nicolas Maduro setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam membuka opsi militer untuk merespons krisis politik di negara itu. Maduro pun memerintahkan militernya untuk menggelar latihan perang untuk melawan apa yang dia sebut sebagai "invasi imperialis”.

”Saya telah memberikan perintah kepada kepala staf gabungan angkatan bersenjata untuk memulai persiapan latihan militer-sipil nasional untuk pertahanan bersenjata terpadu negara Venezuela,” kata Maduro kepada para pendukung yang telah berkumpul di ibu kota negara tersebut.

Latihan perang dijadwalkan digelar pada 26-27 Agustus mendatang.

”Setiap orang harus bergabung dalam rencana pertahanan, jutaan pria dan wanita, mari kita lihat bagaimana imperialis Amerika menyukainya,” ujar Maduro, seperti dikutip Russia Today, Selasa (15/8/2017).

Baca Juga: Selain Korut, Trump Ancam Venezuela dengan Opsi Militer

Pada hari Jumat pekan lalu, Trump menjuluki Maduro sebagai seorang “diktator”. Trump juga menyalahkan pengganti Hugo Chavez itu atas kerusuhan selama berbulan-bulan di Venezuela.

Untuk mengakhiri kerusuhan itu, Trump kemudian mengancam akan membuka opsi militer AS terhadap pemerintahan Maduro. “Operasi militer, opsi militer, tentu saja merupakan sesuatu yang dapat kita kejar,” kata Trump.

Pada hari Senin, ribuan warga Venezuela mencela pernyataan Trump.

”Kami akan membela negara kami jika sewaktu-waktu dinasti Amerika ingin menginjak tanah suci Bolivar dan Chavez. Kami di sini, siap bertarung, siap untuk mempertahankannya dengan darah patriot kami jika perlu,” kata Nelson Rafael Pineda, seorang perwira militer yang ikut demo besar-besaran tersebut.

Baca Juga: Pentagon Belum Terima Perintah Jalankan Opsi Militer di Venezuela

Meski Trump mengancam akan membuka opsi militer, Pentagon menyatakan belum mendapat perintah untuk menjalankan opsi itu. Wakil Presiden AS Mike Pence memperingatkan bahwa AS tidak akan hanya siaga dan menyaksikan negara Amerika Latin tersebut jatuh ke dalam sebuah "kediktatoran".

”Presiden (Donald) Trump telah membuat sangat jelas bahwa kita tidak akan siaga sementara Venezuela ambruk menjadi sebuah kediktatoran,” kata Pence kepada wartawan di Cartagena, Kolombia.

”Sebuah negara gagal di Venezuela mengancam keamanan dan kemakmuran seluruh belahan bumi kita dan rakyat Amerika Serikat,” imbuh Pence.

Namun, sebelum AS berpotensi beralih ke opsi militer, Washington bermaksud untuk menerapkan sanksi ekonomi terhadap pemerintah Venezuela.

”Kami benar-benar bertekad untuk menggunakan kekuatan ekonomi dan diplomatik Amerika penuh sampai kita melihat demokrasi dipulihkan di Venezuela,” kata Pence kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0959 seconds (0.1#10.140)