Kuba Akan Selidiki 'Insiden Misterius' Terhadap Diplomat AS

Kamis, 10 Agustus 2017 - 09:55 WIB
Kuba Akan Selidiki Insiden...
Kuba Akan Selidiki 'Insiden Misterius' Terhadap Diplomat AS
A A A
HAVANA - Kuba mengatakan akan menyelidiki tuduhan "insiden misterius" yang dilontarkan Amerika Serikat (AS). Tuduhan itu merujuk pada "insiden yang menyebabkan gejala fisik” yang dialami para diplomat AS di Kuba. Akibat insiden itu, dua diplomat Kuba yang berbasis di Washington diusir.

"Kuba tidak pernah dan tidak akan pernah membiarkan wilayah Kuba digunakan untuk tindakan terhadap agen diplomatik atau keluarga mereka yang terakreditasi," kata Kementerian Luar Negeri Kuba dalam sebuah pernyataan.

"Ini mengulangi kesediaan Kuba untuk bekerja sama dalam mengklarifikasi situasi ini," imbuh pernyataan itu seperti disitir dari Reuters, Kamis (10/8/2017).

Havana mengatakan telah memulai penyelidikan komprehensif, prioritas dan mendesak ke dalam insiden yang dituduhkan setelah diberitahu oleh pihak kedutaan pada bulan Februari lalu.

Sebelumnya pada hari Rabu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan bahwa sifat sebenarnya dari insiden tersebut tidak jelas, namun warga AS yang bertugas di Kuba telah kembali ke negaranya karena "alasan medis" yang tidak mengancam jiwa.

Nauert mengatakan AS pertama kali mengetahui masalah di kedutaan pada akhir 2016.

Seorang pejabat pemerintah AS mengatakan beberapa rekan di kedutaan negara itu di Havana dievakuasi kembali ke AS karena masalah pendengaran dan gejala lainnya selama enam bulan terakhir. Beberapa orang kemudian mendapat alat bantu dengar, kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.

Baca Juga: AS Usir Dua Diplomat Kuba karena 'Insiden Misterius'

Washington dan Havana membangun kembali hubungan diplomatik pada tahun 2015 setelah lebih dari lima dekade terlibat permusuhan. Kedua negara membuka kembali kedutaan di ibukota masing-masing dan membentuk babak baru hubungan antara mantan musuh Perang Dingin.

Presiden Donald Trump menggulingkan sebagian dari kebijakan pendahulunya Barack Obama ke Kuba, namun tetap membiarkan sejumlah perubahan yang telah terjadi, termasuk Kedutaan Besar AS di Havana yang dibuka kembali.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7625 seconds (0.1#10.140)