Israel Luncurkan Penyelidikan Pembunuhan Warga Yordania
A
A
A
JERUSALEM - Israel mengatakan pihaknya akan melakukan penyelidikan pendahuluan mengenai penembakan dua warga Yordania pada 23 Juli lalu oleh seorang penjaga di sebuah kedutaan Amman. Yordania menuntut pelaku harus menghadapi diadili dan dituntut secara pidana.
Kementerian Kehakiman Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan Jaksa Agung Israel pada hari Jumat memerintahkan polisi untuk "melihat ke dalam" penembakan tersebut. Kementerian itu menggunakan terminologi yang menandakan sebuah penyelidikan awal yang dapat ditingkatkan menjadi penyelidikan kriminal jika diperlukan.
"Selanjutnya, seiring temuan, pilihan akan dipertimbangkan untuk meminta pihak berwenang Yordania memberikan materi tambahan kepada polisi," kata kementerian tersebut seperti disitir dari Reuters, Sabtu (5/8/2017).
Seorang satpam kedutaan besar Israel menembak mati dua warga Yordania. Mempunyai kekebalan diplomatik, Israel lantas memulangkan pelaku dan staf kedutaan lainnya setelah kejadian tersebut. Hal ini menimbulkan kemarahan di Yordania, di mana kesepakatan damai kedua negara yang ditandatangani pada 1994 merupakan sentimen tidak populer dan pro Palestina menyebar luas.
Israel mengatakan bahwa penjaga tersebut menembak untuk membela diri setelah ditikam oleh pekerja Yordania yang membawa obeng, yang terbunuh bersama seorang saksi yang terkena tembakan nyasar.
Otoritas Yordania pada awalnya mengatakan terjadi pertengkaran sebelum penembakan tersebut, namun kemudian menggambarkan insiden tersebut sebagai pembunuhan ganda dan meminta Israel mengadili satpam tersebut.
Sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang memberikan selamat bak pahlawan kepada satpam tersebut pun memicu kemarahan Amman, mendorong Amerika Serikat (AS) untuk memediasi krisis tersebut.
Israel telah berusaha untuk menjaga agar identitas penjaga tetap terlindungi, dengan mengatakan bahwa dia dapat menjadi sasaran pembalasan. Tapi sebuah surat kabar Yordania menerbitkan akreditasi diplomatiknya, termasuk nama dan fotonya.
Pejabat Israel telah mengatakan bahwa, dan juga penyelidikan terhadap penembakan tersebut, mereka mempertimbangkan untuk menawarkan kompensasi kepada keluarga warga Yordania yang terbunuh - pemilik sebuah properti yang disewakan ke kedutaan.
Kementerian Kehakiman Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan Jaksa Agung Israel pada hari Jumat memerintahkan polisi untuk "melihat ke dalam" penembakan tersebut. Kementerian itu menggunakan terminologi yang menandakan sebuah penyelidikan awal yang dapat ditingkatkan menjadi penyelidikan kriminal jika diperlukan.
"Selanjutnya, seiring temuan, pilihan akan dipertimbangkan untuk meminta pihak berwenang Yordania memberikan materi tambahan kepada polisi," kata kementerian tersebut seperti disitir dari Reuters, Sabtu (5/8/2017).
Seorang satpam kedutaan besar Israel menembak mati dua warga Yordania. Mempunyai kekebalan diplomatik, Israel lantas memulangkan pelaku dan staf kedutaan lainnya setelah kejadian tersebut. Hal ini menimbulkan kemarahan di Yordania, di mana kesepakatan damai kedua negara yang ditandatangani pada 1994 merupakan sentimen tidak populer dan pro Palestina menyebar luas.
Israel mengatakan bahwa penjaga tersebut menembak untuk membela diri setelah ditikam oleh pekerja Yordania yang membawa obeng, yang terbunuh bersama seorang saksi yang terkena tembakan nyasar.
Otoritas Yordania pada awalnya mengatakan terjadi pertengkaran sebelum penembakan tersebut, namun kemudian menggambarkan insiden tersebut sebagai pembunuhan ganda dan meminta Israel mengadili satpam tersebut.
Sikap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang memberikan selamat bak pahlawan kepada satpam tersebut pun memicu kemarahan Amman, mendorong Amerika Serikat (AS) untuk memediasi krisis tersebut.
Israel telah berusaha untuk menjaga agar identitas penjaga tetap terlindungi, dengan mengatakan bahwa dia dapat menjadi sasaran pembalasan. Tapi sebuah surat kabar Yordania menerbitkan akreditasi diplomatiknya, termasuk nama dan fotonya.
Pejabat Israel telah mengatakan bahwa, dan juga penyelidikan terhadap penembakan tersebut, mereka mempertimbangkan untuk menawarkan kompensasi kepada keluarga warga Yordania yang terbunuh - pemilik sebuah properti yang disewakan ke kedutaan.
(ian)