Runtuhkan Monumen Perang Dunia II, Rusia Bakal Balas Polandia

Kamis, 20 Juli 2017 - 00:45 WIB
Runtuhkan Monumen Perang...
Runtuhkan Monumen Perang Dunia II, Rusia Bakal Balas Polandia
A A A
MOSKOW - Rusia sedang mempersiapkan tindakan pembalasan terhadap Polandia untuk menghukumnya karena telah meruntuhkan monumen Perang Dunia II. Moskow menyebut aksi yang dilakukan Warsawa sebuah rencana ilegal dan tidak bermoral.

Presiden Polandia Andrzej Duda menyetujui amandemen sebuah undang-undang yang melarang penyebaran komunisme. Undang-undang itu juga memerintahkan pemindahan patung-patung Uni Soviet, termasuk yang memperingati Tentara Merah, dalam jangka waktu satu tahun.

Valentina Matviyenko, juru bicara majelis tinggi parlemen Rusia dan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, sangat mengkritik tindakan tersebut. Ia mengatakan Kementerian Luar Negeri Rusia sedang melakukan tindakan balasan.

Sengketa tersebut berpusat pada interpretasi sejarah dua negara yang berbeda. Rusia mengatakan langkah Polandia tidak menghormati lebih dari 600 ribu tentara Soviet yang kehilangan nyawa mereka untuk membebaskan Polandia dari Nazi.

Tapi banyak orang Polandia hari ini mengatakan bahwa mereka memandang tentara Soviet sebagai penjajah, bukan pembebas. Polandia berada di bawah kendali Soviet selama lebih dari empat dekade setelah Perang Dunia Kedua dan tentara Rusia terakhir hanya tersisa pada tahun 1993.

Ketika ditanya tentang komentar Matviyenko, Kementerian Luar Negeri Rusia merujuk ke sebuah pernyataan yang dikeluarkannya sebelumnya yang mengatakan bahwa tindakan Polandia akan memicu konsekuensi bagi Warsawa.

Pernyataan tersebut mengatakan bahwa tindakan Polandia tersebut melanggar sebuah perjanjian Rusia-Polandia 1992-1994 di mana Polandia telah berjanji untuk melindungi monumen semacam itu.

"Pihak berwenang Polandia sangat mengerti apa penghinaan serius yang mereka sampaikan kepada orang-orang Rusia dan orang-orang dari negara-negara yang dulunya adalah bagian dari Uni Soviet," bunyi pernyataan tersebut seperti dikutip dari Reuters, Kamis (20/7/2017).

"Meski begitu, di Warsawa mereka sadar akan meneruskan provokasi keterlaluan ini," demikian bunyi pernyataan itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1010 seconds (0.1#10.140)