Duterte Akui AS Pasok Senjata untuk Tumpas Teroris di Marawi
A
A
A
DAVAO - Presiden Rodrigo Duterte mengakui bahwa Amerika Serikat (AS) telah memasok senjata kepada militer Filipina untuk menumpas kelompok teroris Maute di Kota Marawi. Padahal, Duterte selama ini terlibat “perang kata-kata” dengan pemerintah Washington.
Duterte juga menegaskan bahwa China ikut memasok senjata dan amunisi. Meski mendapat pasokan senjata dari Beijing, Duterte tidak bisa membuka aliansi militer baru dengan negara lain untuk saat ini.
”Jadi saya tidak bisa masuk ke dalam aliansi militer dengan negara lain karena saya akan melanggar kesepakatan US-RP (AS-Republik Filipina). Kami akan tinggal bersama orang Amerika,” ujar Duterte.
“Jadi apa yang saya waspadai? Anda tahu saya punya kewajiban untuk tampil. Seperti yang telah saya katakana, tugas saya adalah melestarikan dan membela bangsa Filipina,” lanjut Duterte, seperti dilansir Philstar, Minggu (16/7/2017).
”Kami baru saja membeli senjata tambahan. Tidak ada lagi penawaran. Dan selain itu, saya memiliki dua sumber persenjataan. AS membantu Angkatan Bersenjata dalam pertempuran ini. Dan China berkomitmen dan mengirim banyak senjata api untuk kita,” katanya.
Sedangkan untuk Rusia, Duterte mengaku masih belum tahu. Tapi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan kepadanya bahwa mereka akan membantu Filipina.
Duterte siap menyambut semua bantuan senjata tambahan dari negara lain. ”Mereka diterima. Sekarang, jangan membuat kesalahan, Anda tahu, menempatkan sesuatu pada perilaku saya, saya suka berbicara dengan orang lain. Anda harus berteman, ada kebutuhan Anda untuk mendapatkan jenis senjata api dan mereka ada di sana,” papar Duterte.
Duterte juga menegaskan bahwa China ikut memasok senjata dan amunisi. Meski mendapat pasokan senjata dari Beijing, Duterte tidak bisa membuka aliansi militer baru dengan negara lain untuk saat ini.
”Jadi saya tidak bisa masuk ke dalam aliansi militer dengan negara lain karena saya akan melanggar kesepakatan US-RP (AS-Republik Filipina). Kami akan tinggal bersama orang Amerika,” ujar Duterte.
“Jadi apa yang saya waspadai? Anda tahu saya punya kewajiban untuk tampil. Seperti yang telah saya katakana, tugas saya adalah melestarikan dan membela bangsa Filipina,” lanjut Duterte, seperti dilansir Philstar, Minggu (16/7/2017).
”Kami baru saja membeli senjata tambahan. Tidak ada lagi penawaran. Dan selain itu, saya memiliki dua sumber persenjataan. AS membantu Angkatan Bersenjata dalam pertempuran ini. Dan China berkomitmen dan mengirim banyak senjata api untuk kita,” katanya.
Sedangkan untuk Rusia, Duterte mengaku masih belum tahu. Tapi, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengatakan kepadanya bahwa mereka akan membantu Filipina.
Duterte siap menyambut semua bantuan senjata tambahan dari negara lain. ”Mereka diterima. Sekarang, jangan membuat kesalahan, Anda tahu, menempatkan sesuatu pada perilaku saya, saya suka berbicara dengan orang lain. Anda harus berteman, ada kebutuhan Anda untuk mendapatkan jenis senjata api dan mereka ada di sana,” papar Duterte.
(mas)