Duterte 'Gantung' Nasib Perjanjian Kunjungan Pasukan AS

Kamis, 25 Februari 2021 - 01:50 WIB
loading...
Duterte Gantung Nasib...
Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Foto/Devdiscourse
A A A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan ia belum membuat keputusan tentang masa depan Perjanjian Kunjungan Pasukan (VFA) yang berusia dua dekade dengan Amerika Serikat (AS). Situasi ini meninggalkan nasib perjanjian itu tergantung pada keseimbangan.

"Saya belum memutuskan apa yang harus dilakukan, untuk membatalkan atau memperbarui," kata Duterte dalam pidato di televisi.

"Saya ingin mendengar orang-orang. Saya ingin narasi datang," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (25/2/2021).



Duterte mengatakan Amerika Serikat harus membayar lebih banyak jika ingin mempertahankan VFA, yang secara sepihak ia dibatalkan tahun lalu dalam respons kemarahan terhadap sekutunya itu.



Namun, periode penarikan telah diperpanjang dua kali, untuk menciptakan apa yang dikatakan pejabat Filipina sebagai jendela untuk istilah yang lebih baik untuk disepakati.

Militer dari kedua negara menikmati hubungan dekat, ditempa selama beberapa dekade latihan bersama yang telah meningkatkan kemampuan pasukan Filipina sambil memberi Amerika Serikat pijakan penting di suatu daerah di mana kekuatan dan pengaruh China tumbuh.

Pejabat pertahanan dari kedua negara berusaha menyelamatkan VFA, yang menopang perjanjian pertahanan timbal balik (MDT) dan perjanjian kerja sama pertahanan yang ditingkatkan. Duterte telah mengancam akan membatalkan semuanya.



Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menekankan pentingnya perjanjian pertahanan lama antara sekutu dan aplikasi yang jelas jika Manila datang diserang di Laut Cina Selatan.

Kedutaan Besar AS di Manila tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari komentar Duterte.
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Rusia dan China Bahas...
Rusia dan China Bahas Jaminan untuk Kesepakatan Nuklir Iran dengan AS
Trump Ancam AS akan...
Trump Ancam AS akan Mundur jika Perundingan Ukraina menjadi Sangat Sulit
Pemimpin Houthi: Israel...
Pemimpin Houthi: Israel Didukung AS Peras Palestina Bebaskan Tawanan tanpa Kompensasi
Perang Dagang, China...
Perang Dagang, China Ganti Minyak Mentah AS dengan Minyak Kanada
9 Pesawat Militer AS...
9 Pesawat Militer AS Kirim Bom Penghancur Bunker ke Israel, Persiapan Serang Iran?
Terungkap Rencana Rahasia...
Terungkap Rencana Rahasia Perisai Rudal Canggih AS, Namanya Golden Dome
Trump Cabut Visa Lebih...
Trump Cabut Visa Lebih dari 1.000 Mahasiswa Asing di AS, Apa Alasannya?
Trump Ingatkan Rusia-Ukraina...
Trump Ingatkan Rusia-Ukraina jika Perundingan Damai Terus Buntu
Mobil Seruduk Kerumunan...
Mobil Seruduk Kerumunan Jemaat Prosesi Jumat Agung, 2 Orang Tewas
Rekomendasi
Pelanggaran HAM dan...
Pelanggaran HAM dan Kehidupan Tragis Perempuan Korea Utara
Ini Alasan PB PGRI Dukung...
Ini Alasan PB PGRI Dukung Kembalinya Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA
Satpol PP Bongkar Tenda...
Satpol PP Bongkar Tenda Demonstran Tolak UU TNI tapi Biarkan Parkir Liar Tanah Abang, Pramono Geram
Berita Terkini
189 Aktivis Diadili...
189 Aktivis Diadili di Turki karena Menentang Erdogan
20 menit yang lalu
Siapa Mohammed Ramadan?...
Siapa Mohammed Ramadan? Bintang Mesir yang Picu Kontroversi karena Mengenakan Kostum Tari Perut Ala Firaun
1 jam yang lalu
Presiden Kolombia Bandingkan...
Presiden Kolombia Bandingkan Kesulitan Warga Palestina dengan Penderitaan Yesus Kristus
1 jam yang lalu
Hizbullah Peringatkan...
Hizbullah Peringatkan Israel: Waktu Tidak Tak Terbatas!
2 jam yang lalu
Rusia dan China Bahas...
Rusia dan China Bahas Jaminan untuk Kesepakatan Nuklir Iran dengan AS
3 jam yang lalu
128.000 Warga Israel...
128.000 Warga Israel Teken Petisi Dukung Penghentian Genosida di Gaza
4 jam yang lalu
Infografis
Mel Gibson Serukan Pemerintah...
Mel Gibson Serukan Pemerintah AS Bongkar Kebenaran Serangan 9/11
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved