Di Pertemuan G-20, Erdogan Serukan Persatuan Lawan Terorisme
A
A
A
HAMBURG - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan perlunya tindakan global melawan terorisme saat berbicara di pertemuan G-20 di Hamburg, Jerman. Erdogan mengatakan tidak ada wilayah yang aman dari ancaman teror.
Dalam pidatonya, Erdogan mengatakan bahwa masyarakat internasional perlu berbagi beban dalam perang melawan terorisme.
"Pada KTT G20 kami telah menekankan untuk menunjukkan sikap berprinsip, konsisten dan stabil dalam perang melawan terorisme global," kata Erdogan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (9/7).
"Saya berharap pertemuan ini akan menjadi titik awal bagi posisi kami untuk tanpa ragu untuk menunjuk sasaran teror tanpa memperhatikan agama, etnis atau bahasa," sambungnya.
Dia kemudian berbicara mengenai tetangan terhadap kelompok Kurdi di Suriah untuk memerangi ISIS di Raqqa. "Kami tidak akan pernah diam saat dukungan dan senjata diberikan kepada organisasi teroris di dekat perbatasan kami," tukasnya.
Unit militer Kurdi adalah bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang terlibat dalam rencana untuk merebut Raqqa dari tangan ISIS, dan salah satu kelompok yang mendapat pasokan senjata dari Amerika Serikat.
Dalam pidatonya, Erdogan mengatakan bahwa masyarakat internasional perlu berbagi beban dalam perang melawan terorisme.
"Pada KTT G20 kami telah menekankan untuk menunjukkan sikap berprinsip, konsisten dan stabil dalam perang melawan terorisme global," kata Erdogan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (9/7).
"Saya berharap pertemuan ini akan menjadi titik awal bagi posisi kami untuk tanpa ragu untuk menunjuk sasaran teror tanpa memperhatikan agama, etnis atau bahasa," sambungnya.
Dia kemudian berbicara mengenai tetangan terhadap kelompok Kurdi di Suriah untuk memerangi ISIS di Raqqa. "Kami tidak akan pernah diam saat dukungan dan senjata diberikan kepada organisasi teroris di dekat perbatasan kami," tukasnya.
Unit militer Kurdi adalah bagian dari Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang terlibat dalam rencana untuk merebut Raqqa dari tangan ISIS, dan salah satu kelompok yang mendapat pasokan senjata dari Amerika Serikat.
(esn)