Semenanjung Korea Memanas, AS Bakal Uji Sistem Anti Rudal THAAD
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) berencana untuk melakukan uji coba baru terhadap sistem anti rudal THAAD terhadap rudal balistik jarak menengah dalam beberapa hari mendatang. Hal itu dikatakan oleh dua pejabat AS merujuk pada meningkatnya ketegangan dengan Korea Utara (Korut).
Meskipun direncanakan beberapa bulan yang lalu, tes pertahanan rudal AS itu akan mendapat signifikansi setelah peluncuran rudal balistik antar benua (ICBM) Korut pada 4 Juli lalu. Peluncuran itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang ancaman dari Pyongyang.
"Tes tersebut akan menjadi yang pertama dari Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) untuk mempertahankan diri dari serangan simulasi oleh rudal balistik jarak menengah (IRBM)," ujar salah satu pejabat. Rudal pencegat THAAD akan ditembakkan dari Alaska seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (8/7/2017).
AS memiliki sistem pencegat THAAD di Guam yang dimaksudkan untuk membantu mencegah serangan rudal dari sebuah negara seperti Korut.
Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) mengkonfirmasi bahwa mereka bertujuan untuk melakukan tes terbang THAAD pada awal Juli.
Juru bicara MDA, Chris Johnson mengatakan bahwa sistem senjata THAAD di Kompleks Spaceport Pasifik Alaska di Kodiak, Alaska, akan mendeteksi, melacak dan melibatkan target dengan pencegat THAAD.
"Tes ini ditunjuk sebagai Flight Test THAAD (FTT)-18," jelas Johnson. Meski begitu, ia tidak memberikan penjelasan lebih jauh.
Namun, dalam kesaksian baru-baru ini kepada Kongres, Wakil Laksamana James Syring, yang saat itu direktur Badan Pelaksana Rudal, mengatakan bahwa FTT-18 akan bertujuan untuk menunjukkan kemampuan THAAD dalam mencegat target serangan IRBM atau rudal jarak intermediate.
MDA mengatakan THAAD memiliki track record 100 persen sukses dalam 13 tes penerbangan sejak 2006. Setelah tes sebelumnya, militer AS telah mengumumkan hasilnya di depan umum.
THAAD adalah sistem pertahanan rudal berbasis darat yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek, menengah dan menengah.
Lockheed Martin Corp (LMT.N), kontraktor utama untuk sistem THAAD, mengatakan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencegat rudal yang masuk baik di dalam maupun di luar atmosfer bumi.
Meskipun direncanakan beberapa bulan yang lalu, tes pertahanan rudal AS itu akan mendapat signifikansi setelah peluncuran rudal balistik antar benua (ICBM) Korut pada 4 Juli lalu. Peluncuran itu telah meningkatkan kekhawatiran tentang ancaman dari Pyongyang.
"Tes tersebut akan menjadi yang pertama dari Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) untuk mempertahankan diri dari serangan simulasi oleh rudal balistik jarak menengah (IRBM)," ujar salah satu pejabat. Rudal pencegat THAAD akan ditembakkan dari Alaska seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (8/7/2017).
AS memiliki sistem pencegat THAAD di Guam yang dimaksudkan untuk membantu mencegah serangan rudal dari sebuah negara seperti Korut.
Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) mengkonfirmasi bahwa mereka bertujuan untuk melakukan tes terbang THAAD pada awal Juli.
Juru bicara MDA, Chris Johnson mengatakan bahwa sistem senjata THAAD di Kompleks Spaceport Pasifik Alaska di Kodiak, Alaska, akan mendeteksi, melacak dan melibatkan target dengan pencegat THAAD.
"Tes ini ditunjuk sebagai Flight Test THAAD (FTT)-18," jelas Johnson. Meski begitu, ia tidak memberikan penjelasan lebih jauh.
Namun, dalam kesaksian baru-baru ini kepada Kongres, Wakil Laksamana James Syring, yang saat itu direktur Badan Pelaksana Rudal, mengatakan bahwa FTT-18 akan bertujuan untuk menunjukkan kemampuan THAAD dalam mencegat target serangan IRBM atau rudal jarak intermediate.
MDA mengatakan THAAD memiliki track record 100 persen sukses dalam 13 tes penerbangan sejak 2006. Setelah tes sebelumnya, militer AS telah mengumumkan hasilnya di depan umum.
THAAD adalah sistem pertahanan rudal berbasis darat yang dirancang untuk menembak jatuh rudal balistik jarak pendek, menengah dan menengah.
Lockheed Martin Corp (LMT.N), kontraktor utama untuk sistem THAAD, mengatakan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mencegat rudal yang masuk baik di dalam maupun di luar atmosfer bumi.
(ian)