Netanyahu: Israel Adalah 'Kapal Induk' Perkasa AS
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Israel adalah "kapal induk" perkasa bagi Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan saat Netanyahu mengunjungi kapal induk USS George H.W. Bush.
"Kami berada di sini di atas kapal induk perkasa AS, dan beberapa mil dari sini, ada kapal induk lain yang perkasa dari peradaban umum kami, ini disebut Negara Israel," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (6/7).
"Masyrakat Israel dan AS adalah orang-orang yang mencintai damai, sementara kita menyadari bahwa kadang-kadang Anda perlu melawan musuh-musuh perdamaian, mereka yang ingin memotong kepala masyarakat kita, Inilah yang kita lakukan bersama," sambungnya.
Sementara itu, Komandan USS George H.W. Bush, Kapten Angkatan Laut William Pennington menyampaikan sejarah panjang kerjasama strategis dan intelijen antara Israel dan AS. Dia mengatakan kedua negara sangat terkait erat, dimana militer kedua negara sudah menjalin kerjasama untuk waktu yang sangat lama.
"Ada jaringan intelijen bersama yang luar biasa. Seperti yang Anda ketahui, wilayah udara di wilayah ini sangat, sangat sibuk dengan banyak aktor yang berbeda, sehingga kebutuhan untuk mendekonstruksi dan memastikan bahwa setiap orang memahami misi mereka sangat, sangat penting," ucap Pennington.
"Kami berada di sini di atas kapal induk perkasa AS, dan beberapa mil dari sini, ada kapal induk lain yang perkasa dari peradaban umum kami, ini disebut Negara Israel," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (6/7).
"Masyrakat Israel dan AS adalah orang-orang yang mencintai damai, sementara kita menyadari bahwa kadang-kadang Anda perlu melawan musuh-musuh perdamaian, mereka yang ingin memotong kepala masyarakat kita, Inilah yang kita lakukan bersama," sambungnya.
Sementara itu, Komandan USS George H.W. Bush, Kapten Angkatan Laut William Pennington menyampaikan sejarah panjang kerjasama strategis dan intelijen antara Israel dan AS. Dia mengatakan kedua negara sangat terkait erat, dimana militer kedua negara sudah menjalin kerjasama untuk waktu yang sangat lama.
"Ada jaringan intelijen bersama yang luar biasa. Seperti yang Anda ketahui, wilayah udara di wilayah ini sangat, sangat sibuk dengan banyak aktor yang berbeda, sehingga kebutuhan untuk mendekonstruksi dan memastikan bahwa setiap orang memahami misi mereka sangat, sangat penting," ucap Pennington.
(esn)