Mahasiswa AS Hilang di China, Keluarganya Klaim Diculik Korut
A
A
A
WASHINGTON - Mahasiswa Amerika Serikat (AS), David Sneddon, 24, hilang di China sejak 2004. Keluarganya kini mengklaim mahasiswa tersebut telah diculik agen Korea Utara (Korut).
Orang tua Sneddon mengatakan, putra mereka diculik untuk mengajar bahasa Inggris dan hidup di lingkaran rezim berkuasa di Pyongyang.
Klaim itu disampaikan setelah pihak keluarga mengumpulkan bukti selama bertahun-tahun.
David Sneddon adalah mahasiswa Universitas Brigham Young. Dia terakhir terlihat pada bulan Agustus 2004 ketika melakukan pendakian sebuah gunung melalui Provinsi Yunnan di China.
Orangtuanya, serta sumber di Jepang dan Korea Selatan, percaya bahwa Sneddon—seorang penganut Mormon—yang fasih berbahasa Korea sejatinya diculik oleh agen Korut untuk dijadikan tutor bahasa Inggris untuk Kim Jong-un, diktator muda Korut.
Jika masih hidup, Sneddon saat ini berusia 37 tahun. ”Kami ingin dia pulang,” kata ibu Sneddon, Kathleen, kepada Fox News.
”David (Sneddon) diculik untuk suatu tujuan, untuk membantu (mengajarkan) bahasa Inggris,” lanjut Kathleen dan suaminya, Roy, dari rumah mereka di Logan, Utah.
”Kami tidak akan pernah berhenti mencarinya,” imbuh orang tua Sneddon, yang dikutip Kamis (29/6/2017).
Komentar keluarga tersebut muncul tak lama setelah kematian Otto Warmbier, mahasiswa AS yang dibebaskan Korut dalam kondisi koma. Warmbier jatuh koma saat menjalani hukuman kerja paksa di Pyongyang.
Dia dihukum kerja paksa selama 15 tahun atas tuduhan mencuri materi propaganda Korut di sebuah hotel tempat dia menginap di Pyongyang.
Pemerintah China sebelumnya mengklaim bahwa Sneddon tewas akibat jatuh saat mendaki melalui lembah Tiger Leaping Gorge dan tenggelam. Tapi tubuh Sneddon tidak pernah ditemukan. Keluarganya tidak percaya dengan penjelasan China.
”Tidak ada bukti,” kata Kathleen menyangkal klaim China. Menurut Kathleen, Sneddon adalah satu-satunya orang Amerika yang hilang di China sejak Perang Dunia II yang tubuhnya belum ditemukan dan keberadaannya tidak diketahui.
Orang tua Sneddon mengatakan, putra mereka diculik untuk mengajar bahasa Inggris dan hidup di lingkaran rezim berkuasa di Pyongyang.
Klaim itu disampaikan setelah pihak keluarga mengumpulkan bukti selama bertahun-tahun.
David Sneddon adalah mahasiswa Universitas Brigham Young. Dia terakhir terlihat pada bulan Agustus 2004 ketika melakukan pendakian sebuah gunung melalui Provinsi Yunnan di China.
Orangtuanya, serta sumber di Jepang dan Korea Selatan, percaya bahwa Sneddon—seorang penganut Mormon—yang fasih berbahasa Korea sejatinya diculik oleh agen Korut untuk dijadikan tutor bahasa Inggris untuk Kim Jong-un, diktator muda Korut.
Jika masih hidup, Sneddon saat ini berusia 37 tahun. ”Kami ingin dia pulang,” kata ibu Sneddon, Kathleen, kepada Fox News.
”David (Sneddon) diculik untuk suatu tujuan, untuk membantu (mengajarkan) bahasa Inggris,” lanjut Kathleen dan suaminya, Roy, dari rumah mereka di Logan, Utah.
”Kami tidak akan pernah berhenti mencarinya,” imbuh orang tua Sneddon, yang dikutip Kamis (29/6/2017).
Komentar keluarga tersebut muncul tak lama setelah kematian Otto Warmbier, mahasiswa AS yang dibebaskan Korut dalam kondisi koma. Warmbier jatuh koma saat menjalani hukuman kerja paksa di Pyongyang.
Dia dihukum kerja paksa selama 15 tahun atas tuduhan mencuri materi propaganda Korut di sebuah hotel tempat dia menginap di Pyongyang.
Pemerintah China sebelumnya mengklaim bahwa Sneddon tewas akibat jatuh saat mendaki melalui lembah Tiger Leaping Gorge dan tenggelam. Tapi tubuh Sneddon tidak pernah ditemukan. Keluarganya tidak percaya dengan penjelasan China.
”Tidak ada bukti,” kata Kathleen menyangkal klaim China. Menurut Kathleen, Sneddon adalah satu-satunya orang Amerika yang hilang di China sejak Perang Dunia II yang tubuhnya belum ditemukan dan keberadaannya tidak diketahui.
(mas)