Sniper Sayap ISIS Tembak Mati Remaja saat Salat di Masjid Marawi
A
A
A
MARAWI - Seorang remaja lelaki berusia 14 tahun yang sedang salat jumat di dalam masjid di Kota Marawi ditembak mati oleh sniper kelompok Maute, sayap ISIS di Filipina. Target sebenarnya diduga tentara Filipina di kamp dekat masjid, namun justru remaja tersebut yang terkena tembakan.
Kelompok Maute pimpinan Isnilon Hapilon sebelumnya adalah bagian dari kelompok Abu Sayyaf. Namun, kelompok bersenjata ini telah bersumpah setia kepada kelomok Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Korban diketahui Abdillah Masid. Dia sedang salat Jumat bersama ayahnya, Cumacasar, dan kerabatnya yang lain di masjid sekitar pukul 12.30. Ketika sedang salat, peluru sniper (penembak runduk) dari kelompok Maute menghantam kepalanya.
Abdillah meninggal seketika. Lokasi penembakan di Masjid Datu Saber yang berjarak beberapa meter dari kamp Brigade 103 Angkatan Darat Filipina.
Kamp itu sedianya dikunjungi Presiden Rodrigo Duterte Kamis lalu. Namun, Pasukan Keamanan Presiden dan pasukan militer membujuk Duterte untuk membatalkan perjalanan tersebut karena alasan keamanan.
Kedua pasukan tersebut menyatakan bahwa Marawi masih terlalu berbahaya untuk kunjungan kepresidenan. Mereka membujuk Duterte untuk pergi ke Kamp Evangelista Divisi IV Infanteri di Cagayan de Oro City.
Seorang sumber di lokasi penembakan mengatakan bahwa peluru tersebut diduga ditargetkan terhadap seorang anggota brigade Angkatan Darat Filipina.
”Sangat jelas bahwa tembakan penembak runduk berasal dari daerah di mana sisa militan Maute masih bersembunyi. Dan, dari lintasannya, itu seharusnya ditargetkan terhadap Brigade 103 tapi jatuh pendek dan malah menghantam anak itu,” ujar sumber tersebut kepada Philstar, Sabtu (10/6/2017).
Kematian Abdillah terjadi di tengah serangan terhadap sisa-sisa kelompok teroris yang telah bersembunyi di beberapa bagian di Kota Marawi.
Keluarganya tidak bisa menguburnya secara cepat kemarin. Mereka harus menjaga jenazah korban di dalam masjid selama beberapa jam karena sangat sulit untuk menggali makam yang dihantui tembakan sniper Maute. Jenazah korban baru bisa disemayamkan sekitar pukul 16.35.
Kelompok Maute pimpinan Isnilon Hapilon sebelumnya adalah bagian dari kelompok Abu Sayyaf. Namun, kelompok bersenjata ini telah bersumpah setia kepada kelomok Islamic State atau ISIS di Timur Tengah.
Korban diketahui Abdillah Masid. Dia sedang salat Jumat bersama ayahnya, Cumacasar, dan kerabatnya yang lain di masjid sekitar pukul 12.30. Ketika sedang salat, peluru sniper (penembak runduk) dari kelompok Maute menghantam kepalanya.
Abdillah meninggal seketika. Lokasi penembakan di Masjid Datu Saber yang berjarak beberapa meter dari kamp Brigade 103 Angkatan Darat Filipina.
Kamp itu sedianya dikunjungi Presiden Rodrigo Duterte Kamis lalu. Namun, Pasukan Keamanan Presiden dan pasukan militer membujuk Duterte untuk membatalkan perjalanan tersebut karena alasan keamanan.
Kedua pasukan tersebut menyatakan bahwa Marawi masih terlalu berbahaya untuk kunjungan kepresidenan. Mereka membujuk Duterte untuk pergi ke Kamp Evangelista Divisi IV Infanteri di Cagayan de Oro City.
Seorang sumber di lokasi penembakan mengatakan bahwa peluru tersebut diduga ditargetkan terhadap seorang anggota brigade Angkatan Darat Filipina.
”Sangat jelas bahwa tembakan penembak runduk berasal dari daerah di mana sisa militan Maute masih bersembunyi. Dan, dari lintasannya, itu seharusnya ditargetkan terhadap Brigade 103 tapi jatuh pendek dan malah menghantam anak itu,” ujar sumber tersebut kepada Philstar, Sabtu (10/6/2017).
Kematian Abdillah terjadi di tengah serangan terhadap sisa-sisa kelompok teroris yang telah bersembunyi di beberapa bagian di Kota Marawi.
Keluarganya tidak bisa menguburnya secara cepat kemarin. Mereka harus menjaga jenazah korban di dalam masjid selama beberapa jam karena sangat sulit untuk menggali makam yang dihantui tembakan sniper Maute. Jenazah korban baru bisa disemayamkan sekitar pukul 16.35.
(mas)