Montenegro Resmi Gabung NATO, Rusia Umbar Ancaman
A
A
A
WASHINGTON - Montenegro resmi menjadi anggota ke-29 Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan mendapat pujian dari Amerika Serikat (AS). Rusia menganggap negara itu menunjukkan sikap bermusuhan terhadap Moskow dan mengancam akan melakukan tindakan pembalasan.
Hubungan Rusia dengan negara sempalan Yugoslavia itu sudah memanas sejak Montenegro bersama dengan Uni Eropa ikut menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Montenegro resmi bergabung dengan NATO sejak Senin, 5 Juni 2017. Negara itu juga berharap bisa bergabung dengan Uni Eropa.
Ancaman Rusia muncul saat Perdana Menteri Montenegro Dusko Markovic berada di Washington untuk menghadiri upacara yang menandai anggota baru NATO. Setelah upacara berlangsung, Markovic bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence di Gedung Putih.
Markovic mengatakan kepada Pence bahwa negaranya siap memenuhi target NATO untuk membelanjakan 2 persen dari anggaran PDB untuk pertahanan pada tahun 2024.
Ancaman dari Moskow disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia, Selasa (6/6/2017). ”Mengingat jalur yang tidak bersahabat yang dipilih oleh otoritas Montenegro, pihak Rusia berhak mengambil tindakan balasan atas dasar timbal balik,” bunyi pernyataan kementerian itu seperti dikutip Reuters.
”Dalam dunia politik, sama seperti fisika, untuk setiap tindakan ada reaksi yang berlawanan,” lanjut Kementerian Luar Negeri Rusia.
Langkah berani Montenegro bergabung dengan NATO dipuji Wakil Menteri Luar Negeri AS Thomas Shannon.”Patut dipuji karena menegaskan hak kedaulatannya untuk memilih aliansi sendiri bahkan dalam menghadapi tekanan asing,” katanya menyindir Rusia yang menekan Montenegro.
”Seperti yang dikatakan Presiden Trump dalam pidatonya di Kongres pada 28 Februari, 'Amerika menghormati hak semua bangsa untuk memetakan jalan mereka sendiri',” imbuh Shannon.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aksesi Montenegro baik untuk perdamaian dan keamanan internasional.
”Negara lain yang mencari keanggotaan jika sebuah negara itu benar-benar melakukan reformasi, mempromosikan demokrasi, memperkuat peraturan undang-undang, memodernisasi angkatan bersenjatanya, dan berkontribusi terhadap pertahanan kolektif kita, dia juga dapat bergabung dengan aliansi tersebut,” kata Stoltenberg.
Hubungan Rusia dengan negara sempalan Yugoslavia itu sudah memanas sejak Montenegro bersama dengan Uni Eropa ikut menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Montenegro resmi bergabung dengan NATO sejak Senin, 5 Juni 2017. Negara itu juga berharap bisa bergabung dengan Uni Eropa.
Ancaman Rusia muncul saat Perdana Menteri Montenegro Dusko Markovic berada di Washington untuk menghadiri upacara yang menandai anggota baru NATO. Setelah upacara berlangsung, Markovic bertemu dengan Wakil Presiden AS Mike Pence di Gedung Putih.
Markovic mengatakan kepada Pence bahwa negaranya siap memenuhi target NATO untuk membelanjakan 2 persen dari anggaran PDB untuk pertahanan pada tahun 2024.
Ancaman dari Moskow disampaikan Kementerian Luar Negeri Rusia, Selasa (6/6/2017). ”Mengingat jalur yang tidak bersahabat yang dipilih oleh otoritas Montenegro, pihak Rusia berhak mengambil tindakan balasan atas dasar timbal balik,” bunyi pernyataan kementerian itu seperti dikutip Reuters.
”Dalam dunia politik, sama seperti fisika, untuk setiap tindakan ada reaksi yang berlawanan,” lanjut Kementerian Luar Negeri Rusia.
Langkah berani Montenegro bergabung dengan NATO dipuji Wakil Menteri Luar Negeri AS Thomas Shannon.”Patut dipuji karena menegaskan hak kedaulatannya untuk memilih aliansi sendiri bahkan dalam menghadapi tekanan asing,” katanya menyindir Rusia yang menekan Montenegro.
”Seperti yang dikatakan Presiden Trump dalam pidatonya di Kongres pada 28 Februari, 'Amerika menghormati hak semua bangsa untuk memetakan jalan mereka sendiri',” imbuh Shannon.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa aksesi Montenegro baik untuk perdamaian dan keamanan internasional.
”Negara lain yang mencari keanggotaan jika sebuah negara itu benar-benar melakukan reformasi, mempromosikan demokrasi, memperkuat peraturan undang-undang, memodernisasi angkatan bersenjatanya, dan berkontribusi terhadap pertahanan kolektif kita, dia juga dapat bergabung dengan aliansi tersebut,” kata Stoltenberg.
(mas)