Korsel Pulangkan Enam Warga Korut
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) mengembalikan enam warga Korea Utara (Korut) yang diselamatkan di laut lepas pantai timur. Kementerian Unifikasi Korsel mengatakan mereka dipulangkan setelah Pyongyang tidak menanggapi upaya komunikasi yang secara kontinu dilakukan.
"Keenam orang tersebut telah diinterogasi oleh sebuah tim pejabat tentang keinginan mereka untuk dipulangkan," kata kementerian yang menangani hubungan dengan Korut itu awal pekan ini seperti dikutip dari Reuters, Rabu (31/5/2017).
Pemeriksaan semacam itu jamak dilakukan oleh pemerintah Korsel ketika menyelamatkan warga Korut di laut.
Keenam warga Korut itu berada di dua kapal penangkap ikan. "Namun satu diantaranya rusak tanpa perbaikan dan mereka dikembalikan ke kapal yang tersisa," jelas seorang pejabat Kementerian Unifikasi melalui telepon, meminta tidak disebutkan namanya.
Kata pejabat itu, pemerintah Korsel mencoba untuk menghubungi Korut melalui kantor penghubung di desa gencatan senjata Panmunjom di perbatasan. Namun negara tertutup itu tidak menanggapi.
"Korsel juga mencoba komunikasi melalui Komisi Gencatan Senjata PBB dan kemudian menyiarkan niat untuk memulangkan enam orang melalui pengeras suara di perbatasan," kata juru bicara Kementerian Unifikasi, Lee Duk-haeng.
Penyelamatan tersebut terjadi karena pemerintah baru Korsel telah menjanjikan pendekatan yang lebih moderat kepada Korut termasuk keterlibatan dan pembukaan kembali saluran komunikasi yang telah terputus di tengah ketegangan atas program senjata Pyongyang.
Sebuah kapal pemandu dari Pyongyang menerima enam warga Korut ketika Korsel mengirimkan mereka melalui kapal ke perbatasan maritim kedua negara di lepas pantai timur Semenanjung Korea, kata pejabat kementerian tersebut.
Korsel memberlakukan sanksi sepihak terhadap Korut setelah uji coba nuklir keempat dan peluncuran roket jarak jauh tahun lalu. Sebelumnya, Korsel telah menjatuhkan sanksi pada tahun 2010 setelah tenggelamnya kapal angkatan laut Korsel yang disalahkan kepada Korut. Korut membantah terlibat dalam tenggelamnya kapal tersebut.
Sanksi tersebut memotong hampir semua pertukaran antara negara-negara saingan yang telah dibentuk sejak tahun 2000, ketika "kebijakan sinar matahari" Korea Selatan membawa ke dalam periode hubungan yang sangat hati-hati.
"Keenam orang tersebut telah diinterogasi oleh sebuah tim pejabat tentang keinginan mereka untuk dipulangkan," kata kementerian yang menangani hubungan dengan Korut itu awal pekan ini seperti dikutip dari Reuters, Rabu (31/5/2017).
Pemeriksaan semacam itu jamak dilakukan oleh pemerintah Korsel ketika menyelamatkan warga Korut di laut.
Keenam warga Korut itu berada di dua kapal penangkap ikan. "Namun satu diantaranya rusak tanpa perbaikan dan mereka dikembalikan ke kapal yang tersisa," jelas seorang pejabat Kementerian Unifikasi melalui telepon, meminta tidak disebutkan namanya.
Kata pejabat itu, pemerintah Korsel mencoba untuk menghubungi Korut melalui kantor penghubung di desa gencatan senjata Panmunjom di perbatasan. Namun negara tertutup itu tidak menanggapi.
"Korsel juga mencoba komunikasi melalui Komisi Gencatan Senjata PBB dan kemudian menyiarkan niat untuk memulangkan enam orang melalui pengeras suara di perbatasan," kata juru bicara Kementerian Unifikasi, Lee Duk-haeng.
Penyelamatan tersebut terjadi karena pemerintah baru Korsel telah menjanjikan pendekatan yang lebih moderat kepada Korut termasuk keterlibatan dan pembukaan kembali saluran komunikasi yang telah terputus di tengah ketegangan atas program senjata Pyongyang.
Sebuah kapal pemandu dari Pyongyang menerima enam warga Korut ketika Korsel mengirimkan mereka melalui kapal ke perbatasan maritim kedua negara di lepas pantai timur Semenanjung Korea, kata pejabat kementerian tersebut.
Korsel memberlakukan sanksi sepihak terhadap Korut setelah uji coba nuklir keempat dan peluncuran roket jarak jauh tahun lalu. Sebelumnya, Korsel telah menjatuhkan sanksi pada tahun 2010 setelah tenggelamnya kapal angkatan laut Korsel yang disalahkan kepada Korut. Korut membantah terlibat dalam tenggelamnya kapal tersebut.
Sanksi tersebut memotong hampir semua pertukaran antara negara-negara saingan yang telah dibentuk sejak tahun 2000, ketika "kebijakan sinar matahari" Korea Selatan membawa ke dalam periode hubungan yang sangat hati-hati.
(ian)