Sebabkan Kematian Pentolan Abu Sayyaf, Informan Diberi Rp267 Juta
A
A
A
ZAMBOANGA - Seorang informan yang membantu militer dalam operasi pembunuhan salah satu pemimpin Abu Sayyaf, Alhabsy Misaya, menerima hadiah uang tunai 1 juta Peso atau sekitar Rp267 juta. Pemberian hadiah ini telah dikonfirmasi komandan Komando Mindanao Barat Filipina, Mayor Jenderal Carlito Galvez, Sabtu (6/5/2017).
Namun, Galvez mengklarifikasi bahwa hadiah uang itu tidak berasal dari uang pemerintah. Namun, berasal dari sekelompok Suluanos, sebutan untuk kumpulan tokoh-tokoh Sulu.
”Sebuah hadiah secara sukarela dihasilkan oleh orang-orang yang bersangkutan dari Sulu, yang merasa lega atas konfirmasi dari (Pasukan Gabungan Sulu) tentang kematian Misaya,” katanya.
Misaya, yang terlibat dalam serangan terhadap kapal asing dan penculikan awak kapal asing di perbatasan Laut Mindanao dan Malaysia, terbunuh di Kota Indanan pada 28 April lalu. Pentolan Abu Sayyaf inilah yang jadi dalang penculikan 10 awak kapal Indonesia yang telah dibebaskan beberapa waktu lalu.
Identitas informan yang diberi hadiah itu dilindungi. Dia dianggap berjasa terhadap militer Filipina dalam operasi pemberantasan kelompok Abu Sayyaf.
Misaya, penduduk asli Barangay Bunot di Indanan, adalah seorang mantan milisi Moro National Liberation Front (MNLF).
Dia dikenal sebagai ahli bom yang dituduh dalang pemboman bulan Oktober 2002 di Barangay Malagutay. Serangan bom ini menewaskan pasukan Amerika Serikat (AS) Sersan Mark Jackson Mark dan melukai seorang tentara AS lainnya.
Misaya juga terkait dengan pemboman sebuah jembatan di Indanan pada Januari 2009 dan ledakan bulan Maret 2011 yang menewaskan empat orang dan melukai 11 lainnya di Kota Jolo.
Galvez mengapresiasi informasi yang telah diberikan informan tersebut. ”Sangat penting dalam pelaksanaan operasi tempur yang diluncurkan oleh unsur-unsur Angkatan Bersenjata Filipina dalam melawan kelompok Abu Sayyaf, yang menyebabkan kematian Misaya, yang diproyeksikan sebagai pemimpin potensial berikutnya dari Abu Sayyaf,” katanya.
”Lebih dari segalanya, saya secara pribadi berterima kasih atas informasi yang telah diberikannya dan atas pertaruhan nyawanya. Ini benar-benar merupakan manifestasi cintanya kepada provinsi asalnya, Sulu dan tujuannya untuk membantu tempat tersebut terbebas dari teror yang dibawa oleh Abu Sayyaf,” imbuh Galves, seperti dikutip Inquirer.
Namun, Galvez mengklarifikasi bahwa hadiah uang itu tidak berasal dari uang pemerintah. Namun, berasal dari sekelompok Suluanos, sebutan untuk kumpulan tokoh-tokoh Sulu.
”Sebuah hadiah secara sukarela dihasilkan oleh orang-orang yang bersangkutan dari Sulu, yang merasa lega atas konfirmasi dari (Pasukan Gabungan Sulu) tentang kematian Misaya,” katanya.
Misaya, yang terlibat dalam serangan terhadap kapal asing dan penculikan awak kapal asing di perbatasan Laut Mindanao dan Malaysia, terbunuh di Kota Indanan pada 28 April lalu. Pentolan Abu Sayyaf inilah yang jadi dalang penculikan 10 awak kapal Indonesia yang telah dibebaskan beberapa waktu lalu.
Identitas informan yang diberi hadiah itu dilindungi. Dia dianggap berjasa terhadap militer Filipina dalam operasi pemberantasan kelompok Abu Sayyaf.
Misaya, penduduk asli Barangay Bunot di Indanan, adalah seorang mantan milisi Moro National Liberation Front (MNLF).
Dia dikenal sebagai ahli bom yang dituduh dalang pemboman bulan Oktober 2002 di Barangay Malagutay. Serangan bom ini menewaskan pasukan Amerika Serikat (AS) Sersan Mark Jackson Mark dan melukai seorang tentara AS lainnya.
Misaya juga terkait dengan pemboman sebuah jembatan di Indanan pada Januari 2009 dan ledakan bulan Maret 2011 yang menewaskan empat orang dan melukai 11 lainnya di Kota Jolo.
Galvez mengapresiasi informasi yang telah diberikan informan tersebut. ”Sangat penting dalam pelaksanaan operasi tempur yang diluncurkan oleh unsur-unsur Angkatan Bersenjata Filipina dalam melawan kelompok Abu Sayyaf, yang menyebabkan kematian Misaya, yang diproyeksikan sebagai pemimpin potensial berikutnya dari Abu Sayyaf,” katanya.
”Lebih dari segalanya, saya secara pribadi berterima kasih atas informasi yang telah diberikannya dan atas pertaruhan nyawanya. Ini benar-benar merupakan manifestasi cintanya kepada provinsi asalnya, Sulu dan tujuannya untuk membantu tempat tersebut terbebas dari teror yang dibawa oleh Abu Sayyaf,” imbuh Galves, seperti dikutip Inquirer.
(mas)