Antisipasi Perang, China Ajarkan Tentaranya Bahasa Korea
A
A
A
TOKYO - Media Jepang melaporkan bahwa pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China, PLA, yang ditempatkan di dekat perbatasan Korea Utara (Korut) sedang diajari frase kunci dalam bahasa Korea. Itu dilakukan guna mengantisipasi jika warga Korut berusaha menyebrangi perbatasan andaikan Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan.
Laporan di Yomiuri Shimbun mengatakan bahwa tentara tersebut sedang mempelajari ungkapan-ungkapan seperti "Berhenti!" dan "Jangan bergerak atau Saya akan menembak!"
"Pelajaran bahasa Korea diketahui terjadi di seluruh perbatasan China-Korut yang diberikan oleh warga etnis Korea yang tinggal di China sebagai instruktur," tambah surat kabar tersebut seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (4/5/2017).
China secara konsisten menyerukan resolusi diplomatik untuk meredakan ketegangan antara Pyongyang dan Washington. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan kepada kedua negara untuk "berhenti menjengkelkan satu sama lain," dan "menurunkan suhu" retorika mereka.
Komentar tersebut menyusul pesawat pembom strategis B-1B milik AS yang terbang di atas Semenanjung Korea. Tindakan itu disebut Pyongyang sebagai provokasi militer yang sembrono yang dapat mendorong Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.
Korut mengklaim bahwa pesawat tersebut melakukan latihan menjatuhkan bom nuklir terhadap sejumlah obyek vital di negara tersebut.
China juga telah meminta AS untuk menghentikan penyebaran Terminal High Altitude Area Defense system (THAAD) yang kontroversial di Korea Selatan. Beijing khawatir radar sistem anti rudal tersebut dapat digunakan untuk spionase.
"Kami menentang pengerahan sistem rudal AS ke Korea Selatan dan meminta semua pihak untuk segera menghentikan proses ini Kami siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan kita," kata Geng Shuang.
Laporan di Yomiuri Shimbun mengatakan bahwa tentara tersebut sedang mempelajari ungkapan-ungkapan seperti "Berhenti!" dan "Jangan bergerak atau Saya akan menembak!"
"Pelajaran bahasa Korea diketahui terjadi di seluruh perbatasan China-Korut yang diberikan oleh warga etnis Korea yang tinggal di China sebagai instruktur," tambah surat kabar tersebut seperti dikutip dari Sputniknews, Kamis (4/5/2017).
China secara konsisten menyerukan resolusi diplomatik untuk meredakan ketegangan antara Pyongyang dan Washington. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan kepada kedua negara untuk "berhenti menjengkelkan satu sama lain," dan "menurunkan suhu" retorika mereka.
Komentar tersebut menyusul pesawat pembom strategis B-1B milik AS yang terbang di atas Semenanjung Korea. Tindakan itu disebut Pyongyang sebagai provokasi militer yang sembrono yang dapat mendorong Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir.
Korut mengklaim bahwa pesawat tersebut melakukan latihan menjatuhkan bom nuklir terhadap sejumlah obyek vital di negara tersebut.
China juga telah meminta AS untuk menghentikan penyebaran Terminal High Altitude Area Defense system (THAAD) yang kontroversial di Korea Selatan. Beijing khawatir radar sistem anti rudal tersebut dapat digunakan untuk spionase.
"Kami menentang pengerahan sistem rudal AS ke Korea Selatan dan meminta semua pihak untuk segera menghentikan proses ini Kami siap untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi kepentingan kita," kata Geng Shuang.
(ian)