Donald Trump: AS Mungkin Konflik Besar dengan Korea Utara
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump memperingatkan bahwa konflik besar antara Amerika Serikat (AS) dengan Korea Utara (Korut) sangat mungkin. Meski demikian, dia akan lebih mengutamakan resolusi diplomatik untuk kebuntuan saat ini.
”Ada kemungkinan kita bisa menghadapi konflik besar dengan Korea Utara. Tentu,” kata Presiden Trump kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Oval Office menjelang 100 hari dia menjabat sebagai presiden yang akan jatuh pada Sabtu (29/4/2017) besok.
Pemerintah Trump sedang merencanakan serangkaian sanksi ekonomi baru yang lebih berat terhadap Pyongyang. Namun, dia menegaskan bahwa opsi militer tetap di atas meja yang bisa dipilih setiap saat.
”Kami ingin memecahkan masalah secara diplomatis, tapi sangat sulit,” katanya.
Baca:
Peringatkan 'Holocaust Nuklir', Korut Ajak ASEAN Menentang AS
Sebelumnya, Korut memperingatkan negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN soal adanya “holocaust nuklir” jika tidak menentang latihan perang militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan di Semenanjung Korea. Korut mengajak ASEAN bergabung dalam upaya menentang manuver militer AS di perairan Korea.
Peringatan dari Pyongyang itu disampaikan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-Ho kepada pemimpin ASEAN menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) di Manila pada pekan ini.
Dalam suratnya, Menlu Ri menegaskan bahwa situasi di Semenanjung Korea sudah di ambang perang karena tindakan Washington.
”Saya mengungkapkan harapan saya bahwa ASEAN yang sangat mementingkan perdamaian dan stabilitas regional akan membuat sebuah isu latihan militer gabungan AS-Korea Selatan di konferensi ASEAN dari posisi yang adil dan berperan aktif dalam melindungi perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea,” kata Ri dalam suratnya.
”Ada kemungkinan kita bisa menghadapi konflik besar dengan Korea Utara. Tentu,” kata Presiden Trump kepada Reuters dalam sebuah wawancara di Oval Office menjelang 100 hari dia menjabat sebagai presiden yang akan jatuh pada Sabtu (29/4/2017) besok.
Pemerintah Trump sedang merencanakan serangkaian sanksi ekonomi baru yang lebih berat terhadap Pyongyang. Namun, dia menegaskan bahwa opsi militer tetap di atas meja yang bisa dipilih setiap saat.
”Kami ingin memecahkan masalah secara diplomatis, tapi sangat sulit,” katanya.
Baca:
Peringatkan 'Holocaust Nuklir', Korut Ajak ASEAN Menentang AS
Sebelumnya, Korut memperingatkan negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN soal adanya “holocaust nuklir” jika tidak menentang latihan perang militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan di Semenanjung Korea. Korut mengajak ASEAN bergabung dalam upaya menentang manuver militer AS di perairan Korea.
Peringatan dari Pyongyang itu disampaikan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-Ho kepada pemimpin ASEAN menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) di Manila pada pekan ini.
Dalam suratnya, Menlu Ri menegaskan bahwa situasi di Semenanjung Korea sudah di ambang perang karena tindakan Washington.
”Saya mengungkapkan harapan saya bahwa ASEAN yang sangat mementingkan perdamaian dan stabilitas regional akan membuat sebuah isu latihan militer gabungan AS-Korea Selatan di konferensi ASEAN dari posisi yang adil dan berperan aktif dalam melindungi perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea,” kata Ri dalam suratnya.
(mas)