Putra Raja Salman, Pilot Tempur Pembom ISIS Jadi Dubes di AS
A
A
A
RIYADH - Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud dari Arab Saudi telah menunjuk putranya, Pangeran Khaled bin Salman, sebagai Duta Besar Saudi untuk Amerika Serikat. Pangeran Khalid adalah pilot pesawat jet tempur Saudi yang membombardir kelompok ISIS.
Penunjukan Khalid sebagai Dubes Saudi untuk AS sebagai upaya memperkuat hubungan Raja Salman dengan Presiden Donald Trump.
Menurut laporan AP, Senin (24/4/2017), Pangeran Khaled tak hanya pilot tempur yang membombardir ISIS tapi juga terlibat dalam operasi militer koalisi Arab di Yaman.
Putra Raja Salman ini belajar penerbangan militer di AS. Dia pernah menjalani studi singkat Universitas Harvard dan Georgetown. Dia juga telah bekerja sebagai penasihat di Kedutaan Arab Saudi di Washington sejak tahun lalu.
Posisi Khaled sebagai Dubes Riyadh akan memungkinkan Trump memiliki jalur langsung ke monarki Saudi.
Menteri Pertahanan Arab Saudi yang juga Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelumnya bertemu dengan Presiden Trump di Gedung Putih bulan Maret lalu.
Pangeran Mohammed juga bertemu Menteri Pertahanan AS James Mattis yang berkunjung ke Riyadh untuk menemui Raja Salman pada Rabu pekan lalu. Dalam kunjungannya, Mattis menyatakan kepentingan AS adalah untuk melihat Arab Saudi menjadi kuat.
Mattis juga mengatakan bahwa musuh Saudi, Iran, bertujuan untuk mengacaukan wilayah Timur Tengah. ”Ke mana pun Anda melihat jika ada masalah di wilayah ini, Anda akan menemukan Iran,” ucap Mattis kepada wartawan di Riyadh. Pernyataan tersebut menggemakan sikap pemerintah Saudi sendiri.
Pangeran Khaled menggantikan Pangeran Abdullah bin Faisal sebagai Duta Besar Saudi untuk AS. Pangeran Abdullah memegang jabatan tersebut selama 18 bulan.
Kerajaan Saudi juga memecat Menteri Informasi Adel Al-Toraifi dan menggantikannya dengan mantan Duta Besar untuk Jerman Awwad bin Al-Awwad.
Penunjukan Khalid sebagai Dubes Saudi untuk AS sebagai upaya memperkuat hubungan Raja Salman dengan Presiden Donald Trump.
Menurut laporan AP, Senin (24/4/2017), Pangeran Khaled tak hanya pilot tempur yang membombardir ISIS tapi juga terlibat dalam operasi militer koalisi Arab di Yaman.
Putra Raja Salman ini belajar penerbangan militer di AS. Dia pernah menjalani studi singkat Universitas Harvard dan Georgetown. Dia juga telah bekerja sebagai penasihat di Kedutaan Arab Saudi di Washington sejak tahun lalu.
Posisi Khaled sebagai Dubes Riyadh akan memungkinkan Trump memiliki jalur langsung ke monarki Saudi.
Menteri Pertahanan Arab Saudi yang juga Wakil Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelumnya bertemu dengan Presiden Trump di Gedung Putih bulan Maret lalu.
Pangeran Mohammed juga bertemu Menteri Pertahanan AS James Mattis yang berkunjung ke Riyadh untuk menemui Raja Salman pada Rabu pekan lalu. Dalam kunjungannya, Mattis menyatakan kepentingan AS adalah untuk melihat Arab Saudi menjadi kuat.
Mattis juga mengatakan bahwa musuh Saudi, Iran, bertujuan untuk mengacaukan wilayah Timur Tengah. ”Ke mana pun Anda melihat jika ada masalah di wilayah ini, Anda akan menemukan Iran,” ucap Mattis kepada wartawan di Riyadh. Pernyataan tersebut menggemakan sikap pemerintah Saudi sendiri.
Pangeran Khaled menggantikan Pangeran Abdullah bin Faisal sebagai Duta Besar Saudi untuk AS. Pangeran Abdullah memegang jabatan tersebut selama 18 bulan.
Kerajaan Saudi juga memecat Menteri Informasi Adel Al-Toraifi dan menggantikannya dengan mantan Duta Besar untuk Jerman Awwad bin Al-Awwad.
(mas)