Oposisi Sebut Rezim Teheran Lakukan Penelitian Senjata Nuklir

Minggu, 23 April 2017 - 11:28 WIB
Oposisi Sebut Rezim...
Oposisi Sebut Rezim Teheran Lakukan Penelitian Senjata Nuklir
A A A
WASHINGTON - Meskipun telah menandatangani kesepakatan internasional untuk menghentikan program nuklirnya, Iran diduga berbuat curang dengan melakukan penelitian tentang persenjataan nuklir. Hal tersebut diungkapkan kelompok oposisi Iran.

Kelompok oposisi yang berbasi di Washington itu mengatakan rezim Teheran sedang meneliti komponen seperti pemicu bom dan uranium. Iran juga melakukan uji coba rekayasa dan persenjataan di komplek militer di selatan Teheran seperti dikutip dari al-Arabiya, Minggu (23/4/2017).

Lokasi ini dinyatakan terlarang bagi inspektur, Dewan Perlawanan Nasional Iran (NCRI) dan badan operasi utamanya, Mujahidin Rakyat Iran (MEK) mengatakan dalam sebuah pernyataan yang beritakan oleh Washington Times.

"Ini adalah situs yang dirahasiakan. Ada penelitian rahasia untuk memproduksi bom dan pada dasarnya menutupi aktivitas sesungguhnya dari rezim Iran," kata Alireza Jafrazadeh, wakil direktur kantor NCRI Washington.

Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA) yang ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia membatasi pengayaan bahan bakar nuklir selama 10 tahun.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, mencap kesepakatan nuklir Iran gagal pada hari Rabu lalu. Pasalnya, Presiden Donald Trump memerintahkan peninjauan tentang bagaimana Washington melawan ancaman dari Teheran.

Departemen Luar Negeri mengakui bahwa sejauh ini Iran telah mempertahankan sisi tawar-menawar yang disepakatinya dengan kekuatan dunia pada tahun 2015 untuk mengurangi program nuklirnya dengan imbalan bantuan sanksi.

Tapi Tillerson berpendapat bahwa kesepakatan tersebut baru saja menjadi cara untuk "membeli" rezim tersebut dan hanya akan menunda pengembangan senjata nuklirnya yang dapat mengancam wilayah AS dan dunia.

"Pemerintahan Trump tidak berniat menyerahkan uang itu ke pemerintahan masa depan Iran," kata Tillerson kepada wartawan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8692 seconds (0.1#10.140)