AS Jatuhkan MOAB 'Ibu dari Semua Bom' ke Basis ISIS di Afghanistan

Jum'at, 14 April 2017 - 01:13 WIB
AS Jatuhkan MOAB Ibu...
AS Jatuhkan MOAB 'Ibu dari Semua Bom' ke Basis ISIS di Afghanistan
A A A
KABUL - Militer Amerika Serikat (AS) telah menggunakan bom non nuklir terbesar untuk pertama kalinya dalam sebuah pertempuran. Bom GBU-43/B Massive Ordnance Air Blast Bomb (MOAB) yang dijuluki 'Ibu dari semua bom' digunakan di Afghanistan untuk menargetkan terowongan dan personil ISIS.

Bom seberat 9.525 kg itu dijatuhkan di distrik Achin, provinsi Nangarhar di Afghanistan timur. Pentagon telah mengkonfirmasi penggunaan MOAB dan saat ini tengah menaksir kerusakan yang ditimbulkan seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (14/4/2017).

bom moab

Kantor berita CNN melaporkan bahwa komandan pasukan AS di Afghanistan, Jenderal John Nicholson, telah menandatangani penggunaan MOAB. Otoritas lain yang juga meminta penggunaan MOAB adalah Jenderal Joseph Votel, komandan Pusat Komando AS (CENTCOM).

Menurut sumber-sumber militer, bom yang dipandu dengan sistem GPS itu sebelumnya sudah berada di Afghanistan. Bom tersebut dijatuhkan dari pesawat MC-130, yang dioperasikan oleh Komando Operasi Khusus Angkatan Udara AS.

"Serangan dirancang untuk meminimalkan risiko untuk pasukan Afghanistan dan AS yang melakukan operasi pembersihan di daerah sekaligus memaksimalkan pemberangusan anggota dan fasilitas ISIS-K," kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan merujuk pada ISIS Khorasan, cabang ISIS di Afghanistan, Pakistan dan Uzbekistan.

"Angkatan Udara mengambil setiap tindakan pencegahan untuk menghindari korban sipil," imbuh CENTCOM.

Nicholson sendiri menggambarkan MOAB sebagai senjata yang tepat untuk mengurangi bom rakitan (IED), bunker, dan terowongan yang digunakan ISIS untuk mempertebal pertahanan mereka. "Bom MOAB juga akan mempertahankan momentum ofensif melawan ISIS-K," katanya.

Sebuah konferensi perdamaian Afghanistan dijadwalkan akan dimulai pada hari Jumat di Moskow. Konferensi ini akan melibatkan pemerintah Afghanistan dan perwakilan dari dua belas negara-negara lain. AS turut diundang untuk konferensi ini, tapi kabarnya menolak untuk berpartisipasi.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1582 seconds (0.1#10.140)