Usir Penumpang Keluar Pesawat, United Airlines Panen Kecaman
A
A
A
NEW YORK - United Airlines terus menuai kecaman publik karena menyeret keluar seorang penumpang dari pesawat yang hendak lepas landas di Bandara Internasional Chicago O’Hare. Seorang petugas keamanan yang menyeret penumpang itu kini berada dalam penyelidikan.
Para penumpang lain yang menyaksikan kejadian itu menggunakan smartphone untuk merekam tindakan kasar aparat keamanan terhadap penumpang tersebut. Penumpang itu berteriak saat petugas menariknya dari kursi di dalam pesawat United Airlines Penerbangan 3411 sebelum lepas landas dari Bandara Chicago O’Hare ke Louisville, Kentucky, pada Minggu (9/4) lalu.
Pria penumpang yang tampaknya keturunan Asia itu diseret dengan punggung di lantai kabin sepanjang lorong kursi pesawat. Mulutnya berdarah, kacamatanya rusak, dan bajunya terlepas di atas pusarnya. Video-video yang dirilis para penumpang pun memicu kemarahan luar biasa di media sosial. Kejadian ini merupakan yang kedua kali dalam sebulan, United memicu kecaman atas perlakuannya yang buruk terhadap para penumpang.
Dalam surat yang diedarkan kepada para pegawai dan didapatkan kantor berita Reuters, Chief Executive Officer (CEO) United Airlines Oscar Munoz tidak meminta maaf atas tindakan petugasnya kepada penumpangtersebut. Munoz justru menulis bahwa penumpang itu menantang petugas keamanan. Munoz menjelaskan, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kejadian tersebut. Meski demikian, dia tetap lebih simpati kepada para pegawainya dibandingkan terhadap penumpang itu.
”Kami meminta relawan dan kemudian penolakan paksa proses boarding, termasuk menawarkan kompensasi hingga USD1.000. Saat kami mendekati salah satu penumpang untuk menjelaskan dengan meminta maaf bahwa dia ditolak boarding, dia meninggikan suaranya dan menolak mematuhi perintah anggota kru kami,” tulis Munoz.
Departemen Penerbangan Chicago menjelaskan, salah satu petugas tidak mengikuti prosedur dan dia telah dalam penyelidikan tentang tindakannya yang tidak dapat dimaafkan. Departemen Transportasi Amerika Serikat (DOT) menyatakan bahwa pihaknya meninjau ulang apakah United Airlines telah memenuhi aturan yang mengharuskan maskapai membuat panduan tentang bagaimana penumpang ditolak boarding jika mereka tidak rela memberikan kursinya.
”Meski legal bagi maskapai untuk secara paksa mengeluarkan penumpang dari penerbangan yang telah penuh penumpang saat tidak ada cukup orang yang rela keluar, sudah menjadi tanggung jawab maskapai untuk menentukan prioritas boarding yang adil,” ungkap juru bicara DOT. Insiden ini merupakan salah satu trending topic di Twitter saat para pengguna media sosial mengungkapkan kemarahan mereka pada maskapai tersebut.
Video insiden yang diunggah di akun Twitter @Tyler_Bridges menunjukkan tiga petugas keamanan berkumpul di dekat kursi pria tersebut kemudian menyeret penumpang itu di lantai.
Para penumpang lain yang menyaksikan kejadian itu menggunakan smartphone untuk merekam tindakan kasar aparat keamanan terhadap penumpang tersebut. Penumpang itu berteriak saat petugas menariknya dari kursi di dalam pesawat United Airlines Penerbangan 3411 sebelum lepas landas dari Bandara Chicago O’Hare ke Louisville, Kentucky, pada Minggu (9/4) lalu.
Pria penumpang yang tampaknya keturunan Asia itu diseret dengan punggung di lantai kabin sepanjang lorong kursi pesawat. Mulutnya berdarah, kacamatanya rusak, dan bajunya terlepas di atas pusarnya. Video-video yang dirilis para penumpang pun memicu kemarahan luar biasa di media sosial. Kejadian ini merupakan yang kedua kali dalam sebulan, United memicu kecaman atas perlakuannya yang buruk terhadap para penumpang.
Dalam surat yang diedarkan kepada para pegawai dan didapatkan kantor berita Reuters, Chief Executive Officer (CEO) United Airlines Oscar Munoz tidak meminta maaf atas tindakan petugasnya kepada penumpangtersebut. Munoz justru menulis bahwa penumpang itu menantang petugas keamanan. Munoz menjelaskan, ada beberapa pelajaran yang dapat diambil dari kejadian tersebut. Meski demikian, dia tetap lebih simpati kepada para pegawainya dibandingkan terhadap penumpang itu.
”Kami meminta relawan dan kemudian penolakan paksa proses boarding, termasuk menawarkan kompensasi hingga USD1.000. Saat kami mendekati salah satu penumpang untuk menjelaskan dengan meminta maaf bahwa dia ditolak boarding, dia meninggikan suaranya dan menolak mematuhi perintah anggota kru kami,” tulis Munoz.
Departemen Penerbangan Chicago menjelaskan, salah satu petugas tidak mengikuti prosedur dan dia telah dalam penyelidikan tentang tindakannya yang tidak dapat dimaafkan. Departemen Transportasi Amerika Serikat (DOT) menyatakan bahwa pihaknya meninjau ulang apakah United Airlines telah memenuhi aturan yang mengharuskan maskapai membuat panduan tentang bagaimana penumpang ditolak boarding jika mereka tidak rela memberikan kursinya.
”Meski legal bagi maskapai untuk secara paksa mengeluarkan penumpang dari penerbangan yang telah penuh penumpang saat tidak ada cukup orang yang rela keluar, sudah menjadi tanggung jawab maskapai untuk menentukan prioritas boarding yang adil,” ungkap juru bicara DOT. Insiden ini merupakan salah satu trending topic di Twitter saat para pengguna media sosial mengungkapkan kemarahan mereka pada maskapai tersebut.
Video insiden yang diunggah di akun Twitter @Tyler_Bridges menunjukkan tiga petugas keamanan berkumpul di dekat kursi pria tersebut kemudian menyeret penumpang itu di lantai.
(esn)