DK PBB Tunda Pemungutan Suara Resolusi Soal Suriah
A
A
A
NEW YORK - Inggris, Perancis dan Amerika Serikat (AS) menunda pemungutan suara di Dewan Keamanan (DK) PBB terkait resolusi yang menuntut penyelidikan atas serangan kimia yang diduga di lakukan Suriah. Penundaan ini dilakukan untuk memberikan waktu untuk bernegosiasi dengan Rusia.
Namun, voting untuk draft resolusi yang disodorkan oleh trio Barat bisa dilakukan pada Kamis dini hari, kata para diplomat. Rusia menolak rancangan resolusi tersebut. Resolusi itu, kata Rusia, masuk dalam kategori tidak dapat diterima dan menyatakan siap memveto langkah tersebut jika tidak ada teks kompromi yang disepekati seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (6/4/2017).
"Negosiasi terus dilakukan dengan rekan-rekan kami di Dewan Keamanan dan saya tidak akan mengantisipasi mereka datang pada rapat kesimpulan hari ini," kata Duta Besar Inggris Matthew Rycroft.”
Rancangan resolusi mendukung penyelidikan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Resolusi juga menuntut bahwa pemerintah Suriah bekerja sama untuk memberikan informasi tentang operasi militer pada hari penyerangan.
Inggris, Prancis dan Amerika Serikat menyalahkan pasukan Presiden Bashar al-Assad atas serangan itu, namun tentara Suriah telah membantah terlibat.
“Kami sangat berharap bahwa itu menjadi kenyataan ketika setiap orang bergera bersama-sama. Jika tidak, kami akan terus maju," kata Rycroft.
Namun, resolusi yang ditawarkan oleh trio Barat ini mendapat saingan dari Rusia. Dalam resolusinya, Rusia tidak membuat referensi tuntutan spesifik bahwa Damaskus harus bekerja sama dalam penyelidikan.
Namun, Duta Besar Prancis Francois Delattre mengatakan negosiasi sedang dilakukan dalam semangat yang baik dan ada kemungkinan tercapainya kesepakatan. "Sudah waktunya untuk mengambil tindakan, tidak ada keraguan tentang itu,” tambahnya.
Tapi diplomat lainnya terdengar pesimis, dengan mengatakan muncul kemungkinan Rusia untuk memveto. “Ini tidak akan baik,” kata seorang diplomat dewan.
Pembicaraan di DK PBB diusulkan dibuka setalah Duta Besar AS Nikki Haley memperingatkan tindakan sepihak AS jika PBB gagal untuk menanggapi serangan itu.
“Ketika PBB secara konsisten gagal dalam tugasnya untuk bertindak secara kolektif, ada saat-saat dalam kehidupan negara yang kita dipaksa untuk mengambil tindakan kita sendiri,” katanya kepada sebuah pertemuan darurat DK PBB terkait serangan di Khan Sheikhun.
Namun, voting untuk draft resolusi yang disodorkan oleh trio Barat bisa dilakukan pada Kamis dini hari, kata para diplomat. Rusia menolak rancangan resolusi tersebut. Resolusi itu, kata Rusia, masuk dalam kategori tidak dapat diterima dan menyatakan siap memveto langkah tersebut jika tidak ada teks kompromi yang disepekati seperti dikutip dari Al Arabiya, Kamis (6/4/2017).
"Negosiasi terus dilakukan dengan rekan-rekan kami di Dewan Keamanan dan saya tidak akan mengantisipasi mereka datang pada rapat kesimpulan hari ini," kata Duta Besar Inggris Matthew Rycroft.”
Rancangan resolusi mendukung penyelidikan oleh Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW). Resolusi juga menuntut bahwa pemerintah Suriah bekerja sama untuk memberikan informasi tentang operasi militer pada hari penyerangan.
Inggris, Prancis dan Amerika Serikat menyalahkan pasukan Presiden Bashar al-Assad atas serangan itu, namun tentara Suriah telah membantah terlibat.
“Kami sangat berharap bahwa itu menjadi kenyataan ketika setiap orang bergera bersama-sama. Jika tidak, kami akan terus maju," kata Rycroft.
Namun, resolusi yang ditawarkan oleh trio Barat ini mendapat saingan dari Rusia. Dalam resolusinya, Rusia tidak membuat referensi tuntutan spesifik bahwa Damaskus harus bekerja sama dalam penyelidikan.
Namun, Duta Besar Prancis Francois Delattre mengatakan negosiasi sedang dilakukan dalam semangat yang baik dan ada kemungkinan tercapainya kesepakatan. "Sudah waktunya untuk mengambil tindakan, tidak ada keraguan tentang itu,” tambahnya.
Tapi diplomat lainnya terdengar pesimis, dengan mengatakan muncul kemungkinan Rusia untuk memveto. “Ini tidak akan baik,” kata seorang diplomat dewan.
Pembicaraan di DK PBB diusulkan dibuka setalah Duta Besar AS Nikki Haley memperingatkan tindakan sepihak AS jika PBB gagal untuk menanggapi serangan itu.
“Ketika PBB secara konsisten gagal dalam tugasnya untuk bertindak secara kolektif, ada saat-saat dalam kehidupan negara yang kita dipaksa untuk mengambil tindakan kita sendiri,” katanya kepada sebuah pertemuan darurat DK PBB terkait serangan di Khan Sheikhun.
(ian)