Sekjen PBB Kutuk Persetujuan Pemukiman Baru Israel
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, kecewa dan khawatir dengan keputusan Israel untuk membangun pemukiman baru di tanah Palestina. Hal itu diungkapkan oleh juru bicara Guterres.
"Sekretaris Jenderal telah secara konsisten menekankan bahwa tidak ada Rencana B untuk Israel dan Palestina untuk hidup bersama dalam damai dan keamanan," kata juru bicara U.N. Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
"Dia mengutuk semua tindakan sepihak bahwa, seperti yang sekarang, mengancam perdamaian dan melemahkan solusi dua negara," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (1/4/2017).
Sebelumnya, Palestina angkat bicara mengenai keputusan Israel untuk membangun pemukiman Yahudi baru di kawasan Tepi Barat. Keputusan ini adalah yang pertama dibuat Israel dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi menyatakan, keputusan ini kembali menunjukan Israel tidak peduli dengan perdamaian di kawasan, dan lebih memperdulikan tuntutan yang dibuat oleh penghuni pemukiman.
Baca Juga: Palestina: Israel Kembali Buktikan Tak Peduli pada Perdamaian
Kabinet keamanan Israel menyetujui pembangunan pemukiman baru pertama di Tepi Barat yang diduduki dalam dua dekade. Bahkan sebagai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melakukan negosiasi dengan Washington atas kemungkinan aktivitas pemukiman.
Baca Juga: Pemerintah Israel Setujui Permukiman Baru Pertama Setelah 20 Tahun
Sebagian besar negara melihat aktivitas permukiman Israel sebagai tindakan ilegal dan hambatan bagi perdamaian. Israel tidak setuju, mengutip kitab suci dan sejarah tanah itu diakuisis pada perang Timur Tengah 1967, serta masalah keamanan.
Pada bulan Desember lalu, Dewan Keamanan PBB mengadopsi sebuah resolusi yang menuntut menghentikan pembangunan pemukiman.
"Sekretaris Jenderal telah secara konsisten menekankan bahwa tidak ada Rencana B untuk Israel dan Palestina untuk hidup bersama dalam damai dan keamanan," kata juru bicara U.N. Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.
"Dia mengutuk semua tindakan sepihak bahwa, seperti yang sekarang, mengancam perdamaian dan melemahkan solusi dua negara," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (1/4/2017).
Sebelumnya, Palestina angkat bicara mengenai keputusan Israel untuk membangun pemukiman Yahudi baru di kawasan Tepi Barat. Keputusan ini adalah yang pertama dibuat Israel dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.
Anggota Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, Hanan Ashrawi menyatakan, keputusan ini kembali menunjukan Israel tidak peduli dengan perdamaian di kawasan, dan lebih memperdulikan tuntutan yang dibuat oleh penghuni pemukiman.
Baca Juga: Palestina: Israel Kembali Buktikan Tak Peduli pada Perdamaian
Kabinet keamanan Israel menyetujui pembangunan pemukiman baru pertama di Tepi Barat yang diduduki dalam dua dekade. Bahkan sebagai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melakukan negosiasi dengan Washington atas kemungkinan aktivitas pemukiman.
Baca Juga: Pemerintah Israel Setujui Permukiman Baru Pertama Setelah 20 Tahun
Sebagian besar negara melihat aktivitas permukiman Israel sebagai tindakan ilegal dan hambatan bagi perdamaian. Israel tidak setuju, mengutip kitab suci dan sejarah tanah itu diakuisis pada perang Timur Tengah 1967, serta masalah keamanan.
Pada bulan Desember lalu, Dewan Keamanan PBB mengadopsi sebuah resolusi yang menuntut menghentikan pembangunan pemukiman.
(ian)