ISIS Eksekusi Bayi karena Ayahnya Kabur dari Medan Perang

Jum'at, 31 Maret 2017 - 07:48 WIB
ISIS Eksekusi Bayi karena...
ISIS Eksekusi Bayi karena Ayahnya Kabur dari Medan Perang
A A A
SYDNEY - Kelompok Islamic State atau ISIS mengeksekusi seorang bayi asal Australia setelah ayahnya yang seorang militan kelompok itu hendak melarikan diri dari medan perang di Timur Tengah. Intelijen Australia meyakini eksekusi itu sebagai balas dendam atas pengkhianatan.

Laporan ini muncul setelah ayah bayi itu menghubungi pihak berwenang Australia untuk mencari bantuan agar bisa keluar dari medan perang di Timur Tengah. Laporan yang diterbitkan Daily Telegraph pada Jumat (31/3/2017) tersebut tidak menyebutkan lokasi medan perang yang dimaksud, apakah Irak atau Suriah.

Bayi dari seorang pria Australia berkelahi dengan Negara Islam telah dilaporkan dibunuh oleh rezim.

Pemerintah Perdana Menteri Malcolm Turnbull menolak mengonfirmasi secara rinci soal bayi asal Australia itu, termasuk usia dan jenis kelaminnya. Namun, Pemerintah Australia meyakini bayi tersebut telah dibunuh.

Jaksa Agung Australia George Brandis melalui seorang juru bicaranya mengutuk setiap orang tua yang menempatkan anak mereka dalam jangkauan kelompok ISIS.

”Pemerintah telah secara konsisten mengatakan pergi ke zona konflik menempatkan diri sendiri dan orang lain dalam bahaya,” katanya. ”Kami mengutuk setiap orang tua yang mengambil keluarga mereka ke zona konflik,” katanya lagi.

Ada sekitar 100 warga negara Australia yang berperang bersama organisasi teroris di Timur Tengah. Mereka mulai pulang ke Australia setelah ISIS mulai kehilangan banyak wilayah yang diduduki.

Pakar dari Deakin University, Profesor Greg Barton mengatakan kepada news.com.au, menyebut orang-orang yang tergoda bergabung dengan kelompok radikal di Timur Tengah itu adalah golongan yang benar-benar “naif”.

”Kenyataannya berbeda, ISIS merayakan eksekusi dan sangat kejam,” katanya. Menurutnya, kelompok ini bertindak seperti “polisi negara” di berbagai kota di Irak dan Suriah yang diduduki. Sehingga, setiap militan yang mencoba melarikan diri akan cepat diketahui.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0727 seconds (0.1#10.140)