Polisi Israel Tembak Mati Perempuan Palestina

Kamis, 30 Maret 2017 - 02:45 WIB
Polisi Israel Tembak...
Polisi Israel Tembak Mati Perempuan Palestina
A A A
JERUSALEM - Seorang perempuan Palestina tewas ditembak mati oleh polisi Israel karena berusaha menusuk dengan petugas polisi dengan gunting di pintu masuk Kota Tua Jerusalem. Perempuan itu disebut orang tua dari seorang pria yang tewas tahun lalu.

"Perempuan itu mengeluarkan gunting di hadapan pasukan keamanan di pintu masuk ke gerbang Damaskus tapi ditembak mati sebelum dia mampu menusuk siapa pun," kata seorang juru bicara polisi dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (30/3/2017).

Sebuah foto polisi menunjukkan seorang perempuan dengan gunting mencari polisi untuk ditusuk. Foto yang diposting di media sosial menunjukkan perempuan setengah baya tertelungkup setelah serangan itu di luar pintu gerbang, pintu masuk utama ke Kota Tua. Sejumlah pintu masuk lainnya ke Kota Tua, daya tarik wisata utama, juga sempat ditutup.

Insiden itu terjadi menjelang liburan Paskah Yahudi selama seminggu, yang dimulai pada tanggal 10 April, di mana masalah keamanan di Jerusalem sering meningkat.

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi perempuan itu sebagai Siham Nimr, 49, dari kamp pengungsi Shuafat di Jerusalem timur. Kantor berita resmi Palestina mengatakan Nimr adalah ibu dari Mustafa Nimr, yang tewas di tembak polisi Israel pada bulan September.

Polisi awalnya menyebutnya sebagai seorang penyerang tetapi kemudian mengakui bahwa itu tidak benar. Polisi Israel menyatakan Mustafa dan sepupunya, Ali, hanya mencoba untuk menghindari pos pemeriksaa polisi di dekat Shuafat saat mengemudi. Ali kemudian didakwa dengan pembunuhan, dengan jaksa mengatakan aksi mengemudinya membuat petugas terpaksa menembak.

Gelombang kekerasan yang pecah pada bulan Oktober 2015 telah merenggut nyawa 258 warga Palestina, 40 Israel, dua orang Amerika, satu Yordania, seorang warga Eritrea dan Sudan, menurut hitungan AFP.

Sebagian besar warga Palestina tewas setelah melakukan aksi penyerangan dengan pisau, senjata, atau menabrakan mobil menurut pihak berwenang Israel. Lainnya tewas selama aksi protes, bentrokan atau dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza. Kekerasan telah mereda dalam beberapa bulan terakhir, meskipun serangan sporadis masih terjadi.

Kelompok hak asasi manusia menuduh pasukan keamanan Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan untuk menundukkan pelaku penyerangan dalam kasus-kasus tertentu. Sebagian besar dilakukan oleh penyerang tunggal, dimana banyak dari mereka masih muda. Ulasan itu menyebut tentara Israel dua kali melakukan penembakan fatal terhadap pelaku penyerangan pada bulan Oktober dimana penggunaan kekuatan mematikan bisa dihindari.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7742 seconds (0.1#10.140)