Koalisi Anti-ISIS Kumpul, AS Ancam Habisi Abu Bakr al-Baghdadi

Kamis, 23 Maret 2017 - 03:57 WIB
Koalisi Anti-ISIS Kumpul,...
Koalisi Anti-ISIS Kumpul, AS Ancam Habisi Abu Bakr al-Baghdadi
A A A
WASHINGTON - Negara-negara koalisi anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melakukan pertemuan di Washington pada hari Rabu. Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson membuat ancaman untuk membunuh pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

“Keadaan di lapangan memerlukan lebih banyak dari kalian semua,” kata Tillerson kepada 68 delegasi negara-negara koalisi anti-ISIS. Para delegasi itu di antara para menteri luar negeri.

Tillerson menegaskan tujuan koalisi, yakni melenyapkan kelompok radikal regional ISIS melalui kekuatan militer.

Dia memuji sekutu regional atas pekerjaan untuk kemanusiaan. Secara khusus, dia ingin fokus membantu Irak, di mana Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi baru-baru ini telah mengunjungi Washington.

Menlu Tillerson menyampaikan pesan ancaman sederhana untuk menghabisis pemimpin ISIS atau Islamic State, Abu Bakr Al-Baghdadi. Menurutnya, Baghdadi harus dilenyapkan sebagaimana nasib para wakilnya.

”Itu hanya masalah waktu sebelum Baghdadi memenuhi nasib yang sama,” katanya.
Komentar Tillerson untuk mitra-mitra koalisinya itu muncul setelah dia membuat komentar bahwa AS menyediakan sebagian besar bantuan militer.

”Untuk saat ini, di Irak dan Suriah, AS menyediakan 75 persen dari sumber daya militer pendukung lokal kami mitra dalam perjuangan mereka melawan ISIS," kata Tillerson, seperti dikutip IB Times, Kamis (23/3/2017).

”AS akan melakukan bagiannya, tetapi keadaan di lapangan memerlukan lebih banyak dari kalian semua. Saya meminta setiap negara untuk memeriksa bagaimana dapat mendukung upaya stabilisasi penting ini, terutama dalam hal kontribusi militer dan sumber daya keuangan,” imbuh Tillerson.

Pernyataan itu juga menggemakan komentar pemerintah Presiden AS Donald Trump bahwa mitra koalisi semestinya berkontribusi pada NATO. AS, agar membayar lebih dari adil terhadap pertahanan sementara negara-negara lain tertinggal.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7017 seconds (0.1#10.140)