Dukun Sihir Bermunculan saat Myanmar Menuju Era Demokrasi
A
A
A
YANGON - Banyak dukun sihir dan peramal bermunculan di Myanmar di saat negara itu sedang menuju era demokrasi. Fenomena berkembangnya para dukun sihir atau dikenal sebagai weizka ini terjadi setelah junta militer menyerahkan kekuasaan ke sipil.
Di Myanmar yang sebelumnya bernama Burma, sudah ada tradisi selama berabad-abad di mana para weizka diandalkan untuk menyembuhkan penyakit dan mengubah nasib orang-orang dengan bantuan mahkluk gaib.
Para dukun sihir di negara itu mulai bermunculan secara terbuka sejak 2012 setelah sekian lama hidup dalam penindasan rezim militer. Kini, semakin banyak orang di Myanmar yang bergabung dengan kelompok weizka.
”Sejak dewan sensor Burma dibubarkan telah terjadi 'ledakan' dalam jenis-jenis manual ajaib,” kata Thomas Patton, seorang ahli praktik magis Asia Tenggara di Hong Kong City University kepada AFP, yang dilansir Sabtu (11/3/2017).
Win Win Aye, seorang ahli sihir paruh waktu asal Thalyin, mengklaim bahwa dia menyembuhkan setidaknya 20 orang dari penyakit dan nasib buruk. Menurutnya, metode yang dia gunakan adalah dengan memanggil roh Buddha.
Menurut Win, makhluk gaib merasuk ke dirinya ketika menyembuhkan orang lain. ”Saya tahu ketika mereka menguasai saya. Ketika saya ingin mengatakan sesuatu, mulut saya tidak dapat mengeluarkan kata-kata, orang yang menginginkan saya mengatakan apa yang dia inginkan,” ujarnya.
Meski demikian, Win tidak menerima uang untuk pekerjaan yang melibatkan praktik sihir tersebut. Para weizka dipaksa hidup tertekan setelah militer merebut kekuasaan pada tahun 1962. Pada saat itu, para jenderal Myanmar yang sangat takhayul khawatir ada pembalasan melalui praktik supranatural.
Patton melanjutkan, ketika militer digantikan oleh pasukan pro-demokrasi loyalis Aung San Suu Kyi banyak warga Myanmar percaya tumbangnya junta militer karena weizka dan praktik sihirnya.
”Orang-orang selalu melihat kepada orang-orang yang dikultuskan atau penyihir atau tukang sihir untuk membantu mereka membawa perdamaian dan demokrasi,” ujar Patton. ”Sekarang yang telah terjadi adaah banyak orang-orang percaya bahwa 'wow, sihir ini benar-benar bekerja’.”
Di Myanmar yang sebelumnya bernama Burma, sudah ada tradisi selama berabad-abad di mana para weizka diandalkan untuk menyembuhkan penyakit dan mengubah nasib orang-orang dengan bantuan mahkluk gaib.
Para dukun sihir di negara itu mulai bermunculan secara terbuka sejak 2012 setelah sekian lama hidup dalam penindasan rezim militer. Kini, semakin banyak orang di Myanmar yang bergabung dengan kelompok weizka.
”Sejak dewan sensor Burma dibubarkan telah terjadi 'ledakan' dalam jenis-jenis manual ajaib,” kata Thomas Patton, seorang ahli praktik magis Asia Tenggara di Hong Kong City University kepada AFP, yang dilansir Sabtu (11/3/2017).
Win Win Aye, seorang ahli sihir paruh waktu asal Thalyin, mengklaim bahwa dia menyembuhkan setidaknya 20 orang dari penyakit dan nasib buruk. Menurutnya, metode yang dia gunakan adalah dengan memanggil roh Buddha.
Menurut Win, makhluk gaib merasuk ke dirinya ketika menyembuhkan orang lain. ”Saya tahu ketika mereka menguasai saya. Ketika saya ingin mengatakan sesuatu, mulut saya tidak dapat mengeluarkan kata-kata, orang yang menginginkan saya mengatakan apa yang dia inginkan,” ujarnya.
Meski demikian, Win tidak menerima uang untuk pekerjaan yang melibatkan praktik sihir tersebut. Para weizka dipaksa hidup tertekan setelah militer merebut kekuasaan pada tahun 1962. Pada saat itu, para jenderal Myanmar yang sangat takhayul khawatir ada pembalasan melalui praktik supranatural.
Patton melanjutkan, ketika militer digantikan oleh pasukan pro-demokrasi loyalis Aung San Suu Kyi banyak warga Myanmar percaya tumbangnya junta militer karena weizka dan praktik sihirnya.
”Orang-orang selalu melihat kepada orang-orang yang dikultuskan atau penyihir atau tukang sihir untuk membantu mereka membawa perdamaian dan demokrasi,” ujar Patton. ”Sekarang yang telah terjadi adaah banyak orang-orang percaya bahwa 'wow, sihir ini benar-benar bekerja’.”
(mas)