Ringankan Hukuman Pastor Paedofil, Paus Fransiskus Dikecam
A
A
A
VATIKAN - Pemimpin Vatikan Paus Fransiskus (Francis) menuai kecaman setelah memutuskan untuk meringankan hukuman bagi para pastor paedofil. Kecaman muncul dari para korban pelecehan seksual.
Paus Francis yang menerapkan visi “belas kasihan gereja” mengurangi hukuman terhadap dua pastor yang terlibat pelecehan seksual di dalam gereja. Kedua pastor itu sejatinya terkena sanksi berat sesuai hukum kanonik, namun diubah menjadi hukuman berdoa seumur hidup setelah keduanya mengajukan grasi.
Salah satu dari dua pastor itu adalah Pastor Mauro Inzoli. Dia dinyatakan bersalah oleh Vatikan karena melecehkan anak lelaki berusia 12 tahun. Pada tahun 2012, dia diperintahkan untuk dipecat.
Namun, setelah mengajukan banding, pada tahun 2014 Paus Francis mengurangi hukumannya menjadi berdoa seumur hidup dan melanjutkan layanan gereja secara terbatas.
Meski demikian, Inzoli dilarang merayakan Misa di depan umum. Dia juga dilarang mendekati anak-anak. Selain itu, pastor ini juga diperintahkan untuk menjalani psikoterapi selama lima tahun.
Paus Francis menolak saran dari Kongregasi untuk Ajaran Iman Vatikan yang direkomendasikan hukuman tegas kepada pelaku kejahatan keji terhadap anak.
Inzoli, oleh pengadilan pidana Italia juga dinyatakan bersalah atas tuduhan melakukan kejahatan seksual terhadap lima anak.
Keputusan Paus Francis untuk mengurangi hukuman Inzoli memicu kemarahan publik di Kota Cremona, Italia, wilayah di mana kasus pelecahan itu terjadi.
Marie Collins, seorang korban pelecehan mengatakan bahwa keputusan Paus untuk meringankan hukuman bagi pelaku kejahatan seksual merupakan bentuk pengiriman pesan yang salah kepada pelaku dan korban pelecehan.
”Semua yang menyalahgunakan (anak) telah membuat keputusan sadar untuk melakukannya. Bahkan orang-orang yang paedofil, ahli akan memberitahu Anda untuk bertanggung jawab atas tindakannya,” kata Collins.
“Belas kasihan penting, keadilan bagi semua pihak adalah sama pentingnya,” ujarnya.”Jika dipandang kelemahan tentang hukuman yang tepat, maka mungkin juga (Paus Francis) mengirim pesan yang salah kepada orang-orang yang akan menyalahgunakan (anak).”
Sementara itu, juru bicara Vatikan Greg Burke membela penekanan Paus Francis untuk visi belas kasihan. Menurutnya, belas kasihan diterapkan bahkan bagi mereka yang bersalah atas kejahatan keji.
“Bapa Suci memahami bahwa banyak korban dapat menemukan tanda-tanda belas kasihan di wilayah yang sulit ini, tapi dia tahu bahwa pesan belas kasih Injil akhirnya merupakan sumber penyembuhan yang kuat,” katanya, seperti dikutip IB Times, Sabtu (26/2/2017).
Paus Francis yang menerapkan visi “belas kasihan gereja” mengurangi hukuman terhadap dua pastor yang terlibat pelecehan seksual di dalam gereja. Kedua pastor itu sejatinya terkena sanksi berat sesuai hukum kanonik, namun diubah menjadi hukuman berdoa seumur hidup setelah keduanya mengajukan grasi.
Salah satu dari dua pastor itu adalah Pastor Mauro Inzoli. Dia dinyatakan bersalah oleh Vatikan karena melecehkan anak lelaki berusia 12 tahun. Pada tahun 2012, dia diperintahkan untuk dipecat.
Namun, setelah mengajukan banding, pada tahun 2014 Paus Francis mengurangi hukumannya menjadi berdoa seumur hidup dan melanjutkan layanan gereja secara terbatas.
Meski demikian, Inzoli dilarang merayakan Misa di depan umum. Dia juga dilarang mendekati anak-anak. Selain itu, pastor ini juga diperintahkan untuk menjalani psikoterapi selama lima tahun.
Paus Francis menolak saran dari Kongregasi untuk Ajaran Iman Vatikan yang direkomendasikan hukuman tegas kepada pelaku kejahatan keji terhadap anak.
Inzoli, oleh pengadilan pidana Italia juga dinyatakan bersalah atas tuduhan melakukan kejahatan seksual terhadap lima anak.
Keputusan Paus Francis untuk mengurangi hukuman Inzoli memicu kemarahan publik di Kota Cremona, Italia, wilayah di mana kasus pelecahan itu terjadi.
Marie Collins, seorang korban pelecehan mengatakan bahwa keputusan Paus untuk meringankan hukuman bagi pelaku kejahatan seksual merupakan bentuk pengiriman pesan yang salah kepada pelaku dan korban pelecehan.
”Semua yang menyalahgunakan (anak) telah membuat keputusan sadar untuk melakukannya. Bahkan orang-orang yang paedofil, ahli akan memberitahu Anda untuk bertanggung jawab atas tindakannya,” kata Collins.
“Belas kasihan penting, keadilan bagi semua pihak adalah sama pentingnya,” ujarnya.”Jika dipandang kelemahan tentang hukuman yang tepat, maka mungkin juga (Paus Francis) mengirim pesan yang salah kepada orang-orang yang akan menyalahgunakan (anak).”
Sementara itu, juru bicara Vatikan Greg Burke membela penekanan Paus Francis untuk visi belas kasihan. Menurutnya, belas kasihan diterapkan bahkan bagi mereka yang bersalah atas kejahatan keji.
“Bapa Suci memahami bahwa banyak korban dapat menemukan tanda-tanda belas kasihan di wilayah yang sulit ini, tapi dia tahu bahwa pesan belas kasih Injil akhirnya merupakan sumber penyembuhan yang kuat,” katanya, seperti dikutip IB Times, Sabtu (26/2/2017).
(mas)