Pentagon Kantongi Strategi Hancurkan ISIS

Jum'at, 24 Februari 2017 - 13:59 WIB
Pentagon Kantongi Strategi...
Pentagon Kantongi Strategi Hancurkan ISIS
A A A
WASHINGTON - Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS), Jenderal Joseph Dunford mengatakan, pihaknya telah menyiapkan draft rencana untuk mengalahkan ISIS. Rencana itu juga memasukkan ancaman dari pelaku teroris di seluruh dunia yang bisa memicu konflik.

Dunford mengatakan bahwa rencana ini lingkupnya akan jauh lebih luas dari yang diperkirakan. Mungkin sebagai awalan akan menghilangkan rincian lebih taktis, seperti permintaan pasukan khusus.

"Ini bukan tentang Suriah dan Irak. Ini tentang ancaman trans regional," kata Dunford merujuk pada kelompok teroris lainnya seperti al-Qaeda seperti dikutip dari Reuters, Jumat (24/2/2017).

"Jadi, ketika kita pergi ke presiden dengan pilihan, itu akan dalam konteks ancaman trans-regional," imbuhnya.

Dunford mencatat AS memperkirakan militer ISIS telah menarik 45 ribu pejuang asing lebih dari 100 negara di seluruh dunia. "Rencana kami, untuk sukses, nomor satu perlu memotong jaringan antara kelompok-kelompok regional yang sekarang membentuk ancaman trans regional," terangnya.

Ulasan pemimpin militer AS termasuk masukan dari Sekretaris Negara Rex Tillerson, serta dari Departemen Keuangan dan komunitas intelijen. Dunford mengatakan akan membahas juga sumber ISIS dan narasi yang memungkinkan untuk menyatakannya sebagai khalifah gadungan.

Review strategi AS ini datang pada saat yang menentukan dalam upaya koalisi pimpinan AS terhadap ISIS di Irak dan Suriah. Review ini bisa berakibat pada beberapa pembatasan kebijakan mantan pemerintahan Obama, seperti batasan pada jumlah pasukan.

Komandan AS berbasis di Baghdad, Letnan Jenderal Stephen Townsend mengatakan, ia percaya pasukan yang didukung AS akan merebut kembali kedua kubu utama ISIS, Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah, dalam enam bulan ke depan.

Pasukan Irak menghadapi pertempuran sengit melawan ISIS untuk merebut kembali Mosul. Sedangkan di Suriah, AS harus segera memutuskan apakah akan mempersenjatai pejuang Kurdi Suriah YPG meskipun mendapat penolakan dari sekutu NATO Turki. Turki menyebut YPG sebagai kelompok teroris.

Sementara Kepala Komando Pusat Militer AS yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah, Jenderal Joseph Votel mengatakan AS akhirnya bisa membutuhkan lebih banyak pasukan di Suriah untuk mempercepat kampanye.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8682 seconds (0.1#10.140)