Interogator Saddam: Memalukan, Tuduhan Senjata Pemusnah Massal Keliru

Senin, 20 Februari 2017 - 14:38 WIB
Interogator Saddam: Memalukan, Tuduhan Senjata Pemusnah Massal Keliru
Interogator Saddam: Memalukan, Tuduhan Senjata Pemusnah Massal Keliru
A A A
WASHINGTON - Agen CIA, John Nixon, yang menginterogasi mantan diktator Irak Saddam Hussein mengungkap kekeliruan tuduhan Amerika Serikat (AS) soal kepemilikan senjata pemusnah massal. Interogator Saddam itu menyatakan tuduhan itu memalukan bagi AS.

Nixon yang bertugas sebagai analis CIA ditunjuk untuk menginterogasi Saddam Hussein ketika mantan Presiden Irak itu ditangkap pasukan AS, tak lama setelah digulingkan. Saddam ditangkap tentara AS pada Desember 2003.

”Saya yakin di luar bayangan keraguan, itu dia ketika saya pertama menetapkan mata pada dirinya,” ujar Nixon dalam wawancaranya dengan Al Arabiya, yang dilansir Senin (20/2/2017).

”Respons utama saya adalah mengumpulkan sebanyak mungkin data intelijen tentang Saddam Hussein. Ketika dia ditangkap oleh pasukan AS, saya telah menyiapkan daftar 30 sampai 40 pertanyaan, yang saya percaya tidak ada yang bisa menjawab kecuali Saddam sendiri,” katanya.

Nixon, telah menulis pengalamannya sebagai interogator Saddam Hussein dalam buku berjudul “Debriefing the President: The Interrogation of Saddam Hussein”.

”Satu atau dua masalah inti bagi Amerika adalah untuk mengidentifikasi apakah Irak memiliki senjata pemusnah massal setelah jadi alasan mengapa kita menginvasi Irak, dan lokasi dari mana (senjata pemusnah massal) mereka tersembunyi,” lanjut Nixon.

Namun, Nixon dalam catatannya mengatakan bahwa dia percaya AS sudah keliru dalam tuduhan soal kepemilikan senjata pemusnah massal tersebut.

”Saya percaya ini adalah memalukan, karena apa yang mereka cari tidak ada, tapi hanya dalih. Mereka mencari apa pun yang mereka bisa untuk mempertahankan argumen mereka, mengabaikan dan melanggar apa pun itu,” papar Nixon.

Nixon mengatakan Saddam Hussein sangat kooperatif selama interogasi. Dia percaya bahwa sebagian besar dari apa yang dia katakan benar.

Dia juga menginterogasi Saddam soal alasannya menginvasi Kuwait di masa lalu. ”Saddam mengaku itu adalah kesalahan, meskipun dia bukan tipe orang yang akan mengakui dia salah. Ketika kami mulai membahas masalah ini, dia meletakkan kepalanya di tangan, lalu mengatakan: ‘saya menderita sakit kepala yang parah sebagai akibat dari masalah ini’.

Saddam telah dieksekusi gantung di Irak setelah diadili di sebuah pengadilan di negaranya. Namun, penggulingan Saddam akibat invasi AS berdampak luar biasa. Irak menjadi negara kacau setelah Saddam digulingkan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7002 seconds (0.1#10.140)