Bom Perang Dunia II Masih Jadi Ancaman
A
A
A
ATHENA - Bom sisa Perang Dunia (PD) II masih menjadi ancaman di negara-negara Eropa. Banyak bom yang belum meledak dan tersembunyi di bawah tanah menjadi ancaman bagi warga Eropa.
Lebih dari 72.000 penduduk Kota Thessaloniki, Yunani, kemarin terpaksa diungsikan setelah penemuan bom sisa peninggalan Perang Dunia II. Lebih dari 300 warga disabilitas dan pasien rumah sakit dievakuasi terlebih dahulu pada Sabtu (11/2). Lebih dari 1.000 polisi dimobilisasi untuk evakuasi warga.
Mereka juga memberikan peringatan kepada penduduk melalui pamflet, iklan di media, serta penyebaran informasi melalui media massa. Bom dengan berat 250 kg itu dijinakkan kemarin sehingga semua penduduk yang tinggal dengan radius 2 km harus dievakuasi.
Bom tersebut ditemukan perama kali saat pengerjaan proyek konstruksi di stasiun pengisian bahan bakar pekan lalu. Evakuasi puluhan ribu orang itu peristiwa pemindahan warga terbesar sepanjang sejarah di Yunani dalam kondisi damai. Ratusan bus diperbantukan untuk mengevakuasi warga ke stadion, kafe, dan pusat kebugaran.
Para migran dan pengungsi yang tinggal di kamp pengungsi juga dievakuasi ke pabrik. Para pakar militer kemarin diterjunkan ke lokasi penemuan bom untuk menjinakkannya. “Kita sangat siap melaksanakan penjinakan bom,” kata Gubernur Makedonia Tengah Apostolos Tzitzikostas kepada Greek TV sebelum operasi penjinakan dilaksanakan.
Dia menambahkan, evakuasi warga bersifat wajib tanpa pengecualian. “Saya menyerukan seluruh penduduk Yunani untuk tetap tenang. Tidak ada alasan untuk panik. Tidak ada bahaya. Langkah preventif dilaksanakan sebagai standar keselamatan bagi warga,” ujarnya.
Tzitzikostas menambahkan, operasi itu dilaksanakan sekitar enam jam. “Operasi ini jarang terjadi di Yunani di mana ukuran bomnya terlalu besar dan berada di lokasi padat penduduk,” ungkapnya.
Bom tersebut ditemukan di kedalaman 5 meter di bawah permukaan tanah. Bom itu diperkirakan dijatuhkan dalam serangan udara pada 1940-an dan tidak meledak tetap tenang di tanah. Kini lokasi jatuhnya bom itu telah menjadi permukiman padat penduduk. Menurut juru bicara militer Kolonel Nikos Phanios, waktu yang diperlukan untuk menjinakkan bom mencapai dua hari.
“Kita tidak mengetahui apa yang akan kita temukan,” ujarnya kepada AFP. Dia mengatakan, bentuk luar bom sudah rusak sehingga sulit untuk dideteksi apakah itu termasuk bom milik Jerman atau sekutu. Salah satu penduduk Kota Thessaloniki, Giorgos Gerasimou, 86, mengaku masih memiliki kenangan mengenai jatuhnya bom tersebut.
“Bom itu dijatuhkan oleh pesawat Inggris dan Amerika pada 17 September 1944. Saat itu sedang makan siang,” kata Gerasimou, dilansir Al Jazeera. Nenek berusia 86 yang memiliki rumah sekitar 800 meter dari lokasi penemuan bom dulu melihat banyak pesawat yang menjatuhkan bom. “Pesawat itu menargetkan fasilitas kereta lokal Jerman,” ujar Gerasimou.
Nazi Jerman menduduki Yunani sejak 1941 hingga Oktober 1944. Saat itu Gerasimou berusia 13 tahun. Saat serangan bom itu, dia dan kawan-kawannya akan pergi ke stasiun kereta untuk mendapatkan pembagian makanan. Melansir media lokal Yunani, bom Perang Dunia II merupakan hal biasa bagi di negara itu.
Unit penjinak bom telah menjinakkan puluhan bom sisa Perang Dunia II. Mereka juga pernah menjinakkan bom yang tertanam di wilayah Pipa Trans-Adriatic dan Bandara Internasional Makedonia di Thessaloniki. Dia mengatakan, Thessaloniki memiliki posisi yang sangat strategi pada Perang Dunia II.
Pada Desember 2016 sebanyak 54.000 warga Kota Augsburg, Jerman, terpaksa diungsikan karena otoritas keamanan hendak menjinakkan bom sisa Perang Dunia II yang belum meledak. Itu menjadi proses evakuasi terbesar di Jerman dan memakan waktu 11 jam. Penjinakan bom seberat 1,8 ton itu dilakukan selama 11 jam dan melibatkan 900 petugas kepolisian.
Lebih dari 72.000 penduduk Kota Thessaloniki, Yunani, kemarin terpaksa diungsikan setelah penemuan bom sisa peninggalan Perang Dunia II. Lebih dari 300 warga disabilitas dan pasien rumah sakit dievakuasi terlebih dahulu pada Sabtu (11/2). Lebih dari 1.000 polisi dimobilisasi untuk evakuasi warga.
Mereka juga memberikan peringatan kepada penduduk melalui pamflet, iklan di media, serta penyebaran informasi melalui media massa. Bom dengan berat 250 kg itu dijinakkan kemarin sehingga semua penduduk yang tinggal dengan radius 2 km harus dievakuasi.
Bom tersebut ditemukan perama kali saat pengerjaan proyek konstruksi di stasiun pengisian bahan bakar pekan lalu. Evakuasi puluhan ribu orang itu peristiwa pemindahan warga terbesar sepanjang sejarah di Yunani dalam kondisi damai. Ratusan bus diperbantukan untuk mengevakuasi warga ke stadion, kafe, dan pusat kebugaran.
Para migran dan pengungsi yang tinggal di kamp pengungsi juga dievakuasi ke pabrik. Para pakar militer kemarin diterjunkan ke lokasi penemuan bom untuk menjinakkannya. “Kita sangat siap melaksanakan penjinakan bom,” kata Gubernur Makedonia Tengah Apostolos Tzitzikostas kepada Greek TV sebelum operasi penjinakan dilaksanakan.
Dia menambahkan, evakuasi warga bersifat wajib tanpa pengecualian. “Saya menyerukan seluruh penduduk Yunani untuk tetap tenang. Tidak ada alasan untuk panik. Tidak ada bahaya. Langkah preventif dilaksanakan sebagai standar keselamatan bagi warga,” ujarnya.
Tzitzikostas menambahkan, operasi itu dilaksanakan sekitar enam jam. “Operasi ini jarang terjadi di Yunani di mana ukuran bomnya terlalu besar dan berada di lokasi padat penduduk,” ungkapnya.
Bom tersebut ditemukan di kedalaman 5 meter di bawah permukaan tanah. Bom itu diperkirakan dijatuhkan dalam serangan udara pada 1940-an dan tidak meledak tetap tenang di tanah. Kini lokasi jatuhnya bom itu telah menjadi permukiman padat penduduk. Menurut juru bicara militer Kolonel Nikos Phanios, waktu yang diperlukan untuk menjinakkan bom mencapai dua hari.
“Kita tidak mengetahui apa yang akan kita temukan,” ujarnya kepada AFP. Dia mengatakan, bentuk luar bom sudah rusak sehingga sulit untuk dideteksi apakah itu termasuk bom milik Jerman atau sekutu. Salah satu penduduk Kota Thessaloniki, Giorgos Gerasimou, 86, mengaku masih memiliki kenangan mengenai jatuhnya bom tersebut.
“Bom itu dijatuhkan oleh pesawat Inggris dan Amerika pada 17 September 1944. Saat itu sedang makan siang,” kata Gerasimou, dilansir Al Jazeera. Nenek berusia 86 yang memiliki rumah sekitar 800 meter dari lokasi penemuan bom dulu melihat banyak pesawat yang menjatuhkan bom. “Pesawat itu menargetkan fasilitas kereta lokal Jerman,” ujar Gerasimou.
Nazi Jerman menduduki Yunani sejak 1941 hingga Oktober 1944. Saat itu Gerasimou berusia 13 tahun. Saat serangan bom itu, dia dan kawan-kawannya akan pergi ke stasiun kereta untuk mendapatkan pembagian makanan. Melansir media lokal Yunani, bom Perang Dunia II merupakan hal biasa bagi di negara itu.
Unit penjinak bom telah menjinakkan puluhan bom sisa Perang Dunia II. Mereka juga pernah menjinakkan bom yang tertanam di wilayah Pipa Trans-Adriatic dan Bandara Internasional Makedonia di Thessaloniki. Dia mengatakan, Thessaloniki memiliki posisi yang sangat strategi pada Perang Dunia II.
Pada Desember 2016 sebanyak 54.000 warga Kota Augsburg, Jerman, terpaksa diungsikan karena otoritas keamanan hendak menjinakkan bom sisa Perang Dunia II yang belum meledak. Itu menjadi proses evakuasi terbesar di Jerman dan memakan waktu 11 jam. Penjinakan bom seberat 1,8 ton itu dilakukan selama 11 jam dan melibatkan 900 petugas kepolisian.
(esn)