Sehari, Pesawat Militer Turki Langgar Wilayah Udara Yunani 138 Kali
A
A
A
ATHENA - Departemen Pertahanan Yunani mengungkap bahwa pesawat militer Turki melakukan pelanggaran wilayah udara Athena 138 kali dalam satu hari. Departemen itu mengklaim semua manuver pesawat Turki itu mengalami pencegatan atau intersepsi dari militer Yunani.
Kedua negara anggota NATO ini sedang bersitegang setelah Yunani menolak menyerahkan para perwiran militer Turki yang terlibat kudeta kepada Ankara. Pelanggaran wilayah udara hingga ratusan kali itu disebut terjadi di sekitar perairan Aegean.
”Kami menginginkan perdamaian, kami tidak mencari perkelahian atau mencari masalah di Aegean, namun tidak akan ada pesawat terbang yang tidak akan dicegat,” kata Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos kepada stasiun televisi Antenna, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/2/2017).
Pada Kamis pekan lalu, Mahkamah Agung menolak ekstradisi terhadap para perwira militer Turki yang dituduh terlibat upaya kudeta Turki pada Juli 2016 lalu. Para perwira itu telah meminta suaka politik di Yunani setelah nyawa mereka terancam.
Penolakan ekstradisi oleh Yunani itu membuat Turki marah. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menuduh Yunani melindungi komplotan kudeta. Ankara lantas mengancam akan membatalkan kesepakatan soal imigran antara Turki dan Uni Eropa.
”Kami memiliki perjanjian antara kami dan Yunani, dengan Uni Eropa. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk pembatalan perjanjian,” kata Cavusoglu.
Selain itu, Turki dan Yunani juga bersitegang soal sengketa klaim kepulauan di wilayah Aegean. Sengketa pulau itu nyaris membuat Turki dan Yunani terlibat perang pada tahun 1996, namun dicegah oleh Amerika Serikat (AS).
Kedua negara anggota NATO ini sedang bersitegang setelah Yunani menolak menyerahkan para perwiran militer Turki yang terlibat kudeta kepada Ankara. Pelanggaran wilayah udara hingga ratusan kali itu disebut terjadi di sekitar perairan Aegean.
”Kami menginginkan perdamaian, kami tidak mencari perkelahian atau mencari masalah di Aegean, namun tidak akan ada pesawat terbang yang tidak akan dicegat,” kata Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos kepada stasiun televisi Antenna, seperti dikutip Reuters, Kamis (2/2/2017).
Pada Kamis pekan lalu, Mahkamah Agung menolak ekstradisi terhadap para perwira militer Turki yang dituduh terlibat upaya kudeta Turki pada Juli 2016 lalu. Para perwira itu telah meminta suaka politik di Yunani setelah nyawa mereka terancam.
Penolakan ekstradisi oleh Yunani itu membuat Turki marah. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menuduh Yunani melindungi komplotan kudeta. Ankara lantas mengancam akan membatalkan kesepakatan soal imigran antara Turki dan Uni Eropa.
”Kami memiliki perjanjian antara kami dan Yunani, dengan Uni Eropa. Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk pembatalan perjanjian,” kata Cavusoglu.
Selain itu, Turki dan Yunani juga bersitegang soal sengketa klaim kepulauan di wilayah Aegean. Sengketa pulau itu nyaris membuat Turki dan Yunani terlibat perang pada tahun 1996, namun dicegah oleh Amerika Serikat (AS).
(mas)