Rusia: Kami Ingin Menormalkan Hubungan dengan AS dan Eropa
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov menyerukan pembentukan kembali hubungan normal antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) di bawah pemerintahan Donald Trump. Pernyataan ini menyusul pernyataan serupa yang dilontarkan oleh Presiden AS Donald Trump dan koleganya dari Rusia, Vladmiri Putin.
"Setelah hubungan yang sulit kami di bawah Barack Obama, Presiden Putin siap untuk memenuhi kepentingan keamanan dan stabilitas global," katanya dalam sambutan di parlemen rendah Rusia.
"Kami mengungkapkan untuk berbagi posisi dengan Presiden Trump untuk membangun kembali hubungan yang normal. Ini berarti kita harus bekerja dengan cara praktis," katanya lagi seperti dikutip dari CNN, Rabu (25/1/2017).
Lavrov juga mendesak normalisai hubungan antara Rusia dan Uni Eropa serta mengatakan "Russophobia" harus diperangi. "Kita tidak bisa membangun hubungan dengan yang lain dari pada saling menghormati," katanya.
AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Rusia setelah menganeksasi Krimea pada tahun 2014 dan mendukung separatis di timur Ukraina.
Di tengah kekhawatiran atas potensi lanjutan agresi Rusia, 4.000 tentara AS telah dikerahkan sebagai bagian dari rotasi pasukan ke Eropa. Pentagon mengatakan tentara AS dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu NATO dan mengirim pesan yang jelas ke Rusia.
Rusia sebelumnya mengatakan pihaknya melihat penumpukan pasukan NATO sebagai ancaman. Lavrov pun mengatakan kepada anggota parlemen bahwa negara mereka wajib untuk merespon.
"Kami memahami bahwa kami harus melakukan langkah-langkah dalam menanggapi tindakan NATO, tentang potensi militer (NATO), termasuk sistem pertahanan rudal mereka," katanya.
"Rusia adalah negara damai tapi kami harus siap dan siap untuk memberikan keamanan dan keselamatan warga negara kita," tegasnya.
"Setelah hubungan yang sulit kami di bawah Barack Obama, Presiden Putin siap untuk memenuhi kepentingan keamanan dan stabilitas global," katanya dalam sambutan di parlemen rendah Rusia.
"Kami mengungkapkan untuk berbagi posisi dengan Presiden Trump untuk membangun kembali hubungan yang normal. Ini berarti kita harus bekerja dengan cara praktis," katanya lagi seperti dikutip dari CNN, Rabu (25/1/2017).
Lavrov juga mendesak normalisai hubungan antara Rusia dan Uni Eropa serta mengatakan "Russophobia" harus diperangi. "Kita tidak bisa membangun hubungan dengan yang lain dari pada saling menghormati," katanya.
AS dan Uni Eropa memberlakukan sanksi terhadap Rusia setelah menganeksasi Krimea pada tahun 2014 dan mendukung separatis di timur Ukraina.
Di tengah kekhawatiran atas potensi lanjutan agresi Rusia, 4.000 tentara AS telah dikerahkan sebagai bagian dari rotasi pasukan ke Eropa. Pentagon mengatakan tentara AS dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan dengan sekutu NATO dan mengirim pesan yang jelas ke Rusia.
Rusia sebelumnya mengatakan pihaknya melihat penumpukan pasukan NATO sebagai ancaman. Lavrov pun mengatakan kepada anggota parlemen bahwa negara mereka wajib untuk merespon.
"Kami memahami bahwa kami harus melakukan langkah-langkah dalam menanggapi tindakan NATO, tentang potensi militer (NATO), termasuk sistem pertahanan rudal mereka," katanya.
"Rusia adalah negara damai tapi kami harus siap dan siap untuk memberikan keamanan dan keselamatan warga negara kita," tegasnya.
(ian)