PM Pakistan Sebut Mendiang Rafsanjani sebagai Tokoh Perdamaian Dunia
A
A
A
ISLAMABAD - Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif Muhammad menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mantan Presiden Iran, Ayatollah Akbar Hashemi Rafsanjani. Sharif menyebut Rafsanjani sebagai tokoh perdamaian dunia.
Dalam pesan belasungkawanya, Sharif menyatakan, Rafsanjani adalah seorang tokoh berpengaruh, tidak hanya di Iran, tapi juga merupakan simbol dari upaya perdamaian dan rekonsiliasi di tingkat internasional.
"Sebagai seorang pragmatis rasional, agenda reformasi Rafsanjani untuk negaranya juga banyak dibutuhkan untuk membimbing kesatuan dunia Islam," kata Sharif, seperti dilansir IRNA pada Senin (9/1).
"Saya mengutarakan belasungkawa atas nama rakyat dan pemerintah Pakistan kepada masyarakat dan pemerintah Iran atas wafatnya Rafsanjani," tukasnya.
Rafsanjani meninggal dunia di usia 82 tahun pada hari Minggu. Dia meninggal di rumah sakit setelah menderita serangan jantung.
Rafsanjani sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Kebijaksanaan Iran. "Rafsanjani meninggal, setelah seumur hidupnya berjuang dan sejalan dengan pemenuhan tujuan Islam dan revolusi,” tulis kantor berita Irinn yang dikelola negara Iran.
Dia dikenal sebagai veteran politik Iran. Dia menjabat sebagai presiden selama delapan tahun, sejak 1987. Pada 2005, dia maju dalam pemilu presiden, namun dikalahkan Mahmoud Ahmadinejad.
Rafsanjani berani secara terbuka mengkritik pemerintah Iran selama bertahun-tahun, karena dia menikmati kebebasan berpolitik secara luas.
Meski demikian, Rafsanjani tak lepas dari kontroversi. Setelah tampil di “Millionaire Mullah” majalah Forbes pada tahun 2003, dia dituduh menggunakan koneksi politiknya untuk mengumpulkan kekayaan untuk dirinya sendiri dan keluarganya.
Dalam pesan belasungkawanya, Sharif menyatakan, Rafsanjani adalah seorang tokoh berpengaruh, tidak hanya di Iran, tapi juga merupakan simbol dari upaya perdamaian dan rekonsiliasi di tingkat internasional.
"Sebagai seorang pragmatis rasional, agenda reformasi Rafsanjani untuk negaranya juga banyak dibutuhkan untuk membimbing kesatuan dunia Islam," kata Sharif, seperti dilansir IRNA pada Senin (9/1).
"Saya mengutarakan belasungkawa atas nama rakyat dan pemerintah Pakistan kepada masyarakat dan pemerintah Iran atas wafatnya Rafsanjani," tukasnya.
Rafsanjani meninggal dunia di usia 82 tahun pada hari Minggu. Dia meninggal di rumah sakit setelah menderita serangan jantung.
Rafsanjani sebelumnya menjabat sebagai Ketua Dewan Kebijaksanaan Iran. "Rafsanjani meninggal, setelah seumur hidupnya berjuang dan sejalan dengan pemenuhan tujuan Islam dan revolusi,” tulis kantor berita Irinn yang dikelola negara Iran.
Dia dikenal sebagai veteran politik Iran. Dia menjabat sebagai presiden selama delapan tahun, sejak 1987. Pada 2005, dia maju dalam pemilu presiden, namun dikalahkan Mahmoud Ahmadinejad.
Rafsanjani berani secara terbuka mengkritik pemerintah Iran selama bertahun-tahun, karena dia menikmati kebebasan berpolitik secara luas.
Meski demikian, Rafsanjani tak lepas dari kontroversi. Setelah tampil di “Millionaire Mullah” majalah Forbes pada tahun 2003, dia dituduh menggunakan koneksi politiknya untuk mengumpulkan kekayaan untuk dirinya sendiri dan keluarganya.
(esn)